Terkenal Jadi Ratu Horor, Luna Maya Kini Jajal Genre Komedi Lewat Film ‘GJLS: Ibuku Ibu-Ibu’
BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Setelah beken lewat peran-peran menyeramkan di film horor, Luna Maya kini kembali menjajal genre komedi.
Di pertengahan 2025, ia tampil dalam film GJLS: Ibuku Ibu-ibu, besutan sutradara Monty Tiwa. Ia bakal beradu akting dengan trio komika GJLS: Rigen Rakelna, Hifdzi Khoir, dan Ananta Rispo.
Nama Luna sempat melekat dengan julukan Ratu Horor, terutama sejak sukses memerankan Suzanna: Bernapas Dalam Kubur. Ia juga tampil dalam Panggonan Wingit hingga Sumala, yang semakin mengukuhkan reputasinya di dunia film horor.
Namun, film terbaru ini memberikan warna berbeda dalam kariernya. Luna mengaku antusias bisa kembali ke komedi.
“Alhamdulillah ada lagi genre lain yang ditawarkan. Karena udah lama nggak main komedi,” kata Luna Maya saat ditemui di Kota Kasablanka, melansir Suara, jaringan inibalikpapan.com.
Tak hanya senang, ia juga mengakui bahwa proses syuting penuh tantangan karena ritme kerja yang cair dan tak selalu terpaku pada naskah.
“Tantangan nggak bisa serius selalu ketawa. Tidak pakem dengan script, selalu kemana mana berkembang,” ujarnya.
Luna bahkan menyelipkan harapan agar julukannya tak hanya terpaku di satu genre.
“Alhamdulillah ada lagi genre lain yang ditawarkan. Karena udah lama nggak main komedi,” katanya lagi.
Namun, harapan itu justru memicu tawa ketika Rigen melontarkan candaan, “Komedian pendatang baru,” yang langsung disambut gelak para pemain.
Tak mau kalah, Luna ikut melontarkan guyonan, terutama pada improvisasi berlebihan Ananta Rispo selama syuting.
“Mereka kayaknya jarang main film ya, jadi script itu hanya sekedar (naskah),” celetuk Luna, yang justru diamini dua rekannya di film ini.
“Gue aja nggak tau apa yang mau dilakukan Rispo. Masa ada scene dia tiba-tiba gigit kuping Rigen,” ungkap Hifdzi Khoir, menceritakan momen tak terduga di lokasi syuting.
Terinspirasi Kisah Nyata
Film GJLS: Ibuku Ibu-ibu sendiri terinspirasi dari kisah nyata Hifdzi Khoir, meski tak dibuat sepenuhnya sama.
“Jadi bapaknya Hifdzi nikah lagi. Inspired by Hifdzi. Kalau bapaknya Hifdzi 4 bulan, kalau kita 6 bulan,” jelas Ananta Rispo dalam konferensi pers yang sama.
Monty Tiwa yang sebelumnya sukses menggarap film Danur kali ini turut memberi sentuhan imajinatif dalam pengembangan cerita. Ia pun mengisahkan bagaimana proses penentuan judul cukup panjang.
“Ide awalnya, saya lupa. Kalau nggak salah saya awalnya tanya, judul yang cocok apa? Karena sudah berbagai opsi kita obrolin,” ujar Monty.
Film ini menjadi proyek unik yang memadukan pengalaman nyata, komedi spontan, dan imajinasi liar para pemainnya—menjadikan GJLS: Ibuku Ibu-ibu layak ditunggu di bioskop.
BACA JUGA
