BALIKPAPAN, Inibalikpapan – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah melayangkan surat protes kepada Pemerintah Malaysia atas kasus kekerasan dan intimidasi yang dialami supporter Indonesia.

Sekeretaris Kemenpora Dewa Gatot Broto mengatakan, ada tiga tuntutan dalam nota protes yang disampaikan Pemerintah Indonesia kepada Malaysia yakni kekecewaan atas kasus tersebut, mendesak  kepolisian Malaysia mengusut tuntas kasus itu dan  permohonan maaf tertulis.

“Sudah saya kirim surat langsung kepada Malaysia (22 November ) saya tembuskan kepada Bu Menlu dan Duta Besar Indonesia di Malaysiasurat itu bahkan lebih leras dari apa yang disampaikan PSSI karena PSSI hanya minta verifikasi dari pihak FAM (PSSI Malaysia),” ujar saat di Balikpapan.

Dia juga menyayangkan  jawaban Menpora Malaysia ketika ditanya soal kekerasan terhadap supporter Indonesia. Karena justru menyebut kekerasan itu adalah hoax. Sehingga kata dia, kemungkinan Menpora Malaysia mendapat informasi yang tidak lengkap salah dari staffnya.

“Saya tidak kaget dengan tanggapan Menpora nya Malaysia itu menganggap hoax. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada beliau, saya juga berhubungan baik dengan beliau, pernah ketemu beberapa kali dengan beliau, seakan-akan yang ditanya itu A, yang dijawab X Y Z jadi jauh-jauh,” ujarnya

“Sekarang kan beliau tidak pernah menyinggung ada supoter Indonesia yang dipukul , kemudian diambil paspor nya oleh oknum supporter Malaysia satu hari menjelang pertandingan. Gak pernah kan menyebut-nyebut seperti itu,”

“Kemudian beliau tidak menyebut kejadian pada saat  intimidasi yang dilakukan pada saat pertandingan. Kita yang nonton di final pada saat itu, itu bisa melihat sendiri kok tapi yang beliau sebut-sebut hal yang lain seakan-akan hoax,”

Dia mengungkapkan, Pemerintah Indonesia sangat keberatan atas kasus itu. Sementara sikap Menpora Malaysia justru sangat berbeda dengan sikap Indonesia ketika ada insiden yang merugikan Malaysia saat terjadi kericuhan di stadion Stadion Utama Gelora Bung Karno September .

“Pak Imam Nahrowi (waktu masih Menpora)  pada 6 September cepat sekali kurang dari 24 jam dia minta maaf ada suratnya lagi. Juga pendahulunya begitu ada insiden bendera (Indonesia) terbalik itu tanggal 20 Agustus 2017 langsung juga di Kuala Lumpur minta maaf,” ujarnya

“Apa sih susahnya minta mnaaf itu tidak menerndahkan harga diri sebuah bangsa. Poinnya apa sih susahnya meminta maaf. Kita itu gak kurang-kurang, ya serumpun, bertetangga meskipun ya kadang-kadang saling benci tapi rindu.”

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version