BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) bersepakat untuk melakukan usaha memecahkan rekor produksi migas Indonesia pada 2030.

Pada tahun tersebut, SKK Migas menargetkan produksi minyak bumi sebesar 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan gas alam sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD).

Faisal Abdi Spesialis Hubungan Bisnis SKK Migas memberikan gambaran, keberadaan minyak dan gas gumi ini kalau tidak diapa-apain seperti dirawat akan turun normal 20 persen.

“Kalau tahun 2020 lalu, kapasitas produksi bisa mencapai 700 ribu barel tahun ini kalau turun 20 persen artinya akan hilang sekitar 140 ribu barel, dan hanya bisa produksi 560 ribu barel,” ujar Faisal Abdi saat menjelaskan ke awak media pada acara media gethering, Kamis (30/9/2021). 

Faisal menambahkan, sehingga dilakukan upaya-upaya untuk memastikan produksi tetap berjalan, seperti merawat sumber minyak tersebut dalam hal ini sumur-sumurnya, nah ini akan dipastikan melalui program perencanaan dan anggaran agar program kerja yang dilakukan dapat memastikan menekan penurunan produksi normalnya.

“Dengan adanya perawaratan bisa ditekan sampai 5 persen, kalau tahun kemarin 700 ribu barel sekarang produksi kita 670 ribu barel,” akunya. 

Saat ini SKK Migas juga terus berupaya untuk bisa berproduksi optimal, yang dilakukan memastikan program kerja itu terlaksana yang sudah direncanakan 2020 untuk dieksekusi di 2021 dapat, adapun strateginya ada tiga, pertama mengupayakan produksi secara optimal, kedua transformasi riset to produki dari cadangan menjadi produksi.

“Misalkan indonesia kaya minyak karena ada yang lakukan penelitian katanya minyak ini akan bertahan 50 tahun, kemudian akan divalidasi di pastikan kebenaran keberadaannya kalau sudah dibor ditemukan itu baru cadangan dan akan bisa diproduksikan kalau ekonomis,” akunya. 

“Yang dilakukan SKK Migas adalah kalau sudah di bor dab ketemu dilakukan evaluasi ekonomis dan eksekusi dengan cepat untuk bisa di produksikan, kalau dulu rata-rata upaya untuk eksplorasi permukaan itu bisa sampai 12 tahun, dari mencari, evaluasi ekonomis, bangun fasiliti, dan produksinya,” sambung Faisal. 

Strategi Ketiga minyak itu kalau tidak di recoveri secara alami cuma bisa mengalir 30-40 persen, namun kalau dibantu dengan cara produksi kepermukaan dengan dipompa bisa nambah produksinya sekitar 60-70 persen. 

“Namun hal ini juga bisa lebih dioptimalisasi lagi dipermukaan, salah satunya menginjeksi kimia ke bawah permukaan, harapannya jadi minyak minyak yang masih nempel dibebatuan dalam tanah akan melepaskan minyak-minyak ini sehingga bisa terlepas dan naik ke permukaan,” kata Faisal. 

“Inilah strategi SKK migas dalam mencapai visi misi target jangka panjang 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan gas alam sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD),” tutup pria ramah ini. 

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version