BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Panglima Kodam VI Mulawarman Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Johny L Tobing mengungkapkan, wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) dan Kalimantan Timur (Kaltim) sangat rawan kegiatan ilegal, karena berbatasan dengan Malaysia.

Menurutnya, kasus yang kerap terjadi yakni penyeludupan, pembalakan liar atau illegal logging, pelintas batas ilegal, dan pelanggaran perbatasan. Pasalnya, personil TNI yang menjaga wilayah perbatasan kerap mengamankan kegiatan illegal dan menyerahkan ke kepolisian.

“Mulai dari penyelupan mulai dari minuman keras, gula pasir, hingga narkoba,” ujarnya.

Meski ikut memberanbtas kegiatan illegal, namun Pangdam tetap mengingtakan prajurit yang bertugas di wilayah perbatasan tetap menjaga batas negara, yaitu patok perbatasan agar tak bergeser posisinya, dan menciptakan rasa aman bagi warga, terutama mereka yang tinggal dekat tapal batas.

Batas Indonesia-Malaysia di Pulau Kalimantan membentang sepanjang 1.885 kilometer, dan 1.038 km diantaranya di antara Kalimantan Utara dengan negara bagian Sabah dan Sarawak, Malaysia.

Sementara itu, sebanyakt 350 prajurit Batalyon Infanteri 403 Wirasada Pratista dari Kodam IV Diponegoro akan bertugas menjaga wilayah perbatasan menggantikan prajurit dari Batalyon 713 Satyatama Kodam XIII Merdeka.

Para prajurit Yonif 403 bertugas selama 9 bulan di pos-pos yang ada di Nunukan dan Malinau di Provinsi Kalimantan Utara. Sebelumya pasukan asal Yogyakarta tersebut berangkat dari Kota Gudeg menuju ke Semarang dengan truk pengangkut pasukan.

Selanjutnya dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang menuju ke Pelabuhan Semayang Balikpapan diantarkan oleh KRI 503 Teluk Amboina yang di Komandani oleh Letkol Laut (P) Martinus Hari.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version