Ubah Limbah Jadi Berkah, BUMDes Mitra Karya Dorong Pertanian Ramah Lingkungan di Kaltim

SAMBOJA, inibalikpapan.com– Desa Karya Jaya, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, memiliki inovasi baru dalam mendukung pertanian sehat dan ramah lingkungan.

Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mitra Karya yang berdiri sejak dua tahun lalu, desa ini berhasil mengembangkan berbagai produk pupuk organik dan pestisida nabati berbahan limbah pasar.

Desa yang mayoritas warganya berprofesi sebagai petani ini memiliki tantangan dalam menjaga kesuburan tanah dan hasil panen yang berkualitas. Kehadiran BUMDes Mitra Karya menjadi jawaban atas kebutuhan tersebut, sekaligus membawa angin segar bagi petani setempat.

Dukungan dan Inovasi yang Terbukti

Di bawah kepemimpinan Suardani, BUMDes ini telah menghasilkan 12 varian produk pertanian yang mereka rancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan petani. Produk tersebut mencakup pupuk vegetatif dan generatif, baik organik maupun kimia, yang digunakan pada fase pertumbuhan hingga fase berbuah.

Selain itu, mereka memproduksi pestisida nabati dari bahan alami seperti cabai, jahe, dan brotowali, fungisida semi organik, serta perekat untuk meningkatkan efektivitasnya.

Ada pula inovasi Security Ganda, yang memadukan fungisida, insektisida, dan perekat dalam satu kemasan praktis. Untuk menunjang kesuburan tanah, BUMDes memproduksi pembenah tanah, asam amino, pupuk organik NPK, pupuk kompos padat, serta media tanam yang lengkap dan ramah lingkungan.

Upaya ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Pertagas Operation Kalimantan Area (OKA) dan tenaga ahli pertanian yang ikut mendampingi proses pengembangan.

Meski sempat diragukan, inovasi yang mereka hasilkan perlahan mulai mendapa pengakuan. Bahkan, beberapa produk pupuk organik kini tengah dalam tahap uji laboratorium di Sucofindo, sebagai bagian dari langkah menuju pemasaran yang lebih luas.

“Pupuk vegetatif organik digunakan pada fase pertumbuhan tanaman, sejak 5 hari setelah tanam hingga menjelang fase berbuah. Fungsinya sebagai perangsang tumbuh, meski hasilnya terlihat lebih lambat dibanding kimia, namun manfaat jangka panjangnya jauh lebih baik,” ungkap Suardani, Jumat (26/9/2025).

Edukasi dan Pola Pemakaian Pupuk

Suardani menjelaskan, penggunaan pupuk organik membuat hasil panen lebih sehat, tahan lama, dan memiliki rasa yang lebih segar. Meski demikian, ia mendorong pola selang-seling dalam pemakaian pupuk, yaitu bergantian antara pupuk organik dan kimia, untuk menjaga keseimbangan lahan.

Selain pupuk, BUMDes juga mengembangkan insektisida nabati berbahan alami seperti cabai, jahe, bawang, brotowali, hingga mahoni. Produk ini diklaim aman bagi konsumen karena menggunakan bahan yang biasa dikonsumsi sehari-hari.

“Keunggulan insektisida nabati adalah lebih aman bagi konsumen, karena bahan-bahannya berasal dari tanaman yang biasa kita konsumsi sehari-hari. Sementara insektisida maupun fungisida kimia bisa berdampak langsung pada kesehatan manusia,” tegasnya.

Salah satu inovasi andalan adalah produk Security Ganda, yang menggabungkan insektisida, fungisida, dan perekat alami dalam satu kemasan. Inovasi ini memudahkan petani karena tidak perlu lagi mencampur bahan satu per satu.

Pupuk Kompos dan Pembenah Tanah

BUMDes juga membuat pupuk kompos padat dari kotoran ternak dan sekam padi, serta pembenah tanah yang berfungsi mengembalikan kesuburan lahan akibat penggunaan pupuk kimia berlebihan. Produk ini tidak hanya berguna di Desa Karya Jaya, tetapi juga sempat mereka pasarkan ke daerah lain untuk pembibitan sawit.

Ke depan, BUMDes Mitra Karya berencana memperluas pasar setelah seluruh produk mereka lulus uji laboratorium dan mendapatkan izin resmi.

“Harapan kami ke depan, baik pupuk cair maupun padat, tidak hanya digunakan di desa, tapi bisa dipasarkan keluar daerah. Ini peluang besar sekaligus mendukung pertanian berkelanjutan,” pungkas Suardani.

Suardani menegaskan bahwa edukasi penggunaan pupuk organik kepada petani akan terus mereka lakukan agar hasil pertanian tidak hanya melimpah, tetapi juga sehat dan ramah lingkungan.

“Harapan kami, petani semakin bijak memilih pupuk. Hasil panen yang sehat adalah wujud cinta kita pada bumi dan pada generasi yang akan datang,” tutupnya.***

Penulis: Amir Syarifuddin & Donny Muslim

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses