UPTD PPA Balikpapan Perkuat Edukasi Anti-Bullying di Sekolah, Guru Diminta Lebih Sigap Lindungi Anak
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Upaya pencegahan kekerasan terhadap anak terus diperkuat di lingkungan pendidikan. UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) DP3AKB Balikpapan menghadirkan psikolog sebagai narasumber dalam kegiatan In House Training (IHT) bertema “Anti Bullying dan Kekerasan pada Anak” di SD Negeri 020 Balikpapan Tengah, Sabtu (22/11/2025).
Kegiatan tersebut diikuti guru serta tenaga pendidik, yang dinilai memegang peran penting dalam mendeteksi dini dan menangani kasus kekerasan di sekolah. Kepala UPTD PPA DP3AKB Balikpapan, Esti Santi, menegaskan bahwa sekolah merupakan garda terdepan dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas kekerasan.
“Kasus bullying seringkali terlihat sepele, tetapi dampaknya bisa sangat besar bagi anak. Karena itu, pemahaman guru tentang pencegahan dan penanganan sangat dibutuhkan,” ujar Esti.
Dalam pelatihan tersebut, tim psikolog UPTD PPA memaparkan bentuk-bentuk kekerasan yang umum terjadi, mulai dari kekerasan fisik, verbal, psikis, hingga perundungan di dunia digital. Guru juga dibekali cara mengenali tanda-tanda anak yang mengalami tekanan atau menjadi korban bullying.
Menurut Esti, masih banyak kasus kekerasan pada anak yang tidak dilaporkan karena ketidaktahuan atau ketakutan dari pihak sekolah maupun orang tua. Padahal, kata dia, mekanisme pelaporan sudah tersedia dan dapat dilakukan dengan cepat.
“UPTD PPA siap memberikan pendampingan psikologis, penanganan awal, hingga koordinasi dengan kepolisian dan lembaga terkait jika diperlukan. Yang terpenting, jangan menunda laporan,” tegasnya.
Ia menilai, edukasi seperti IHT sangat penting dilakukan secara berkelanjutan. Selain meningkatkan kapasitas guru, kegiatan ini diharapkan membangun kesadaran bersama bahwa perlindungan anak merupakan tanggung jawab semua pihak.
Melalui pelatihan ini, para guru di SDN 020 Balikpapan Tengah diharapkan mampu bersikap lebih sigap dan tepat ketika berhadapan dengan indikasi kekerasan, baik antar siswa maupun yang melibatkan pihak lain.
Esti juga mendorong pihak sekolah untuk memperkuat komunikasi dengan orang tua agar setiap perkembangan atau perubahan perilaku anak dapat terpantau sejak dini.
“Kami ingin memastikan setiap anak merasa aman di sekolah. Semakin cepat kasus dikenali, semakin kecil risiko dampak jangka panjang bagi psikologis anak,” tutupnya.***
BACA JUGA
