UPTD PPA Balikpapan Perkuat Kompetensi Guru dalam Pendidikan Inklusif dan Kesetaraan Gender
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kota Balikpapan terus memperluas upaya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, inklusif, dan bebas diskriminasi.
Salah satu langkah konkret tersebut diwujudkan melalui kegiatan Peningkatan Kompetensi Guru untuk Memahami Sikap Inklusif, Toleran, dan Kesetaraan Gender yang digelar di SD Islam Badan Amal Balikpapan, Selasa (2/12/2025).
Kegiatan ini menyasar tenaga pendidik sebagai garda terdepan dalam pembentukan karakter anak. Kepala UPTD PPA Balikpapan Esti Santi Pratiwi mengatakan bahwa guru memiliki peran strategis dalam menciptakan ruang belajar yang ramah untuk semua murid, tanpa memandang latar belakang, kemampuan, maupun kondisi sosial mereka.
“Sekolah adalah rumah kedua bagi anak. Guru memegang peranan penting dalam memastikan setiap anak merasa aman, diterima, dan dihargai. Melalui kegiatan ini, kami ingin memperkuat pemahaman pendidik mengenai bagaimana menerapkan sikap inklusif, toleran, dan berperspektif gender dalam kegiatan belajar sehari-hari,” ujar Esti.
Dalam sesi edukasi yang dipandu oleh psikolog UPTD PPA, para guru diajak memahami bentuk-bentuk perilaku diskriminatif yang kerap terjadi tanpa disadari, baik dalam interaksi di kelas maupun dalam proses pengambilan keputusan terkait pengelolaan pembelajaran. Esti menekankan bahwa diskriminasi, sekecil apa pun, dapat berdampak pada perkembangan emosional anak.
“Kadang perlakuan berbeda muncul bukan karena kesengajaan, tetapi karena kurangnya pemahaman. Di sinilah pentingnya pelatihan seperti ini, agar guru mampu mengenali bias-bias yang mungkin terjadi dan memperbaikinya,” jelasnya.
Selain materi inklusivitas, peserta juga mendapatkan pemahaman mengenai kesetaraan gender, termasuk bagaimana memperlakukan murid secara adil tanpa bias peran gender. Hal ini, menurut Esti, sangat krusial karena pola pikir terkait gender sering terbentuk sejak usia dini.
“Kesetaraan gender bukan hanya soal perempuan, tetapi bagaimana lingkungan memastikan setiap anak punya kesempatan yang sama untuk berkembang. Guru berperan menanamkan nilai ini sejak dini,” ungkapnya.
Esti berharap melalui pelatihan ini, tenaga pendidik di Balikpapan lebih siap menghadapi dinamika sosial di lingkungan sekolah, terutama dalam menciptakan suasana belajar yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Ia juga mengapresiasi komitmen sekolah yang bersedia bekerja sama dalam memperkuat kapasitas pendidik.
“Kami sangat mengapresiasi sekolah yang membuka ruang untuk pelatihan seperti ini. UPTD PPA akan terus mendorong kegiatan serupa di sekolah-sekolah lainnya,” tuturnya.
Di akhir kegiatan, Esti menegaskan bahwa membangun budaya inklusif dan toleran bukan hanya tugas sekolah, tetapi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pendidik, orang tua, dan masyarakat.
“Anak-anak adalah generasi masa depan kita. Mari bersama-sama menciptakan ruang tumbuh yang aman, menghargai perbedaan, dan bebas diskriminasi,” pungkasnya.***
BACA JUGA
