UPTD PPA dan Ditbinmas Polda Kaltim Edukasi Antisipasi Kekerasan dan Literasi Digital di SMALB Negeri Balikpapan
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Upaya mencegah kekerasan terhadap anak dan meningkatkan literasi digital di sekolah kembali diperkuat melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di SMALB Negeri Balikpapan. Dalam kegiatan ini, Psikolog UPTD PPA DP3AKB Kota Balikpapan hadir sebagai narasumber bersama dengan Ditbinmas Polda Kaltim.
FGD yang mengusung tema “Antisipasi Kekerasan terhadap Anak dan Bijak dalam Menggunakan Media Sosial” ini diikuti oleh siswa, guru, serta tenaga pendidik yang sehari-hari berinteraksi langsung dengan peserta didik berkebutuhan khusus. Kegiatan tersebut dirancang untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai bentuk-bentuk kekerasan yang dapat terjadi di lingkungan pendidikan, sekaligus membangun kesadaran mengenai penggunaan media sosial secara aman.
Kepala UPTD PPA DP3AKB Balikpapan, Esti Santi, menjelaskan bahwa edukasi bagi sekolah luar biasa memiliki urgensi tinggi karena anak-anak berkebutuhan khusus lebih rentan menjadi korban kekerasan.
“Perlindungan bagi anak berkebutuhan khusus perlu pendekatan yang lebih sensitif. Guru dan pendamping harus mengenali tanda-tanda kekerasan serta memahami bagaimana melaporkannya,” ujarnya, Selasa (25/11/2025).
Dalam paparan yang disampaikan psikolog UPTD PPA, peserta dikenalkan pada tugas dan fungsi UPTD PPA sebagai lembaga layanan yang menangani kasus kekerasan, mulai dari asesmen awal, pendampingan psikologis, konseling, hingga koordinasi dengan kepolisian, dinas pendidikan, dan pihak terkait lainnya.
Peserta juga diberikan pemahaman mengenai ragam kekerasan yang kerap terjadi, seperti kekerasan fisik, psikis, perundungan, eksploitasi, hingga kekerasan seksual. Materi disampaikan dengan metode interaktif untuk memudahkan para guru dan siswa memahami situasi yang harus diwaspadai.
Selain itu, UPTD PPA juga membahas tips bijak penggunaan media sosial di era digital—mulai dari menjaga privasi, mengenali potensi bahaya seperti grooming dan penipuan, menghindari penyebaran data pribadi, hingga berperilaku sopan dan bertanggung jawab di ruang digital. Materi ini menjadi penting mengingat penggunaan gawai dan internet semakin melekat pada keseharian anak-anak, termasuk di sekolah luar biasa.
Esti Santi menegaskan bahwa pencegahan kekerasan tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja. Diperlukan kolaborasi antara sekolah, orang tua, aparat penegak hukum, dan lembaga layanan seperti UPTD PPA. “Kegiatan seperti ini membantu semua pihak memahami peran masing-masing dalam menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak,” jelasnya.
Melalui FGD ini, diharapkan para peserta memiliki pengetahuan yang lebih kuat dalam mencegah kekerasan, melindungi diri, serta memanfaatkan media sosial secara bijak. Esti menambahkan bahwa UPTD PPA akan terus memperluas edukasi ke berbagai satuan pendidikan sebagai langkah preventif untuk menekan angka kekerasan terhadap anak di Balikpapan.***
BACA JUGA
