Viral Mobil Damkar Terpaksa Seruduk Mobil Halangi Jalan, Ini Kata Kepala BPBD Balikpapan

Kepala BPBD Balikpapan Usman Ali

BALIKPAPAN, inibalikpapan.com— Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan mengingatkan warga untuk tidak menghalangi laju kendaraan pemadam kebakaran ketika bertugas di lapangan. Imbauan ini mereka tegaskan menyusul insiden terbaru di kawasan Balikpapan Tengah, di mana mobil damkar terpaksa mendorong sebuah kendaraan pribadi yang tak kunjung menepi di jalur kosong.

“Mobil pemadam kebakaran adalah kendaraan yang harus diprioritaskan. Dalam video yang beredar, terlihat mobil pribadi di depan tidak segera menepi meskipun jalur di depannya kosong. Dari informasi yang kami terima, pengemudi kendaraan itu seorang ibu-ibu yang kemungkinan kebingungan,” kata Kepala BPBD Balikpapan, Usman Ali, Senin (14/7).

Kasus tersebut terjadi saat unit damkar Balikpapan Utara tengah meluncur ke lokasi kebakaran di Jalan Ahmad Yani, Gang Tirta Sari, RT 53, Kelurahan Gunung Sari Ilir. Api yang melahap tiga bangunan berhasil petugas padamkan dalam waktu sekitar satu jam oleh tim pemadam.

Namun bagi BPBD, kejadian ini bukan hanya soal satu insiden. Usman mengungkapkan, di lapangan, petugas sering kali terhambat oleh warga yang memarkir kendaraan sembarangan atau malah berkerumun di sekitar lokasi kebakaran.

“Masyarakat perlu memahami bahwa kebakaran bukan sekadar tontonan, melainkan situasi darurat yang membutuhkan respons cepat dan tepat,” ujarnya.

Usman juga menekankan bahwa masyarakat harus menghentikan kebiasaan berbahaya seperti mengekor di belakang mobil damkar hanya demi menonton kebakaran. “Banyak yang justru mengekor dari belakang karena ingin menonton. Ini sangat berbahaya,” tegasnya.

Pengingat untuk Petugas Damkar

Selain mengedukasi warga, BPBD juga terus mengingatkan para pengemudi damkar untuk tetap waspada di jalan. Meski memiliki prioritas, sopir damkar tidak dibenarkan melaju sembarangan.

“Kami selalu mengingatkan agar sopir tetap berhati-hati. Mobil damkar bukan kendaraan yang kebal hukum. Tapi kami juga dituntut untuk merespons cepat karena waktu tanggap maksimal hanya 15 menit,” jelas Usman.

Ia pun mengungkapkan risiko di lapangan bukan hanya datang dari pengendara lain. Dalam beberapa kasus, justru petugas damkar sendiri menjadi korban. “Apalagi di malam hari, visibilitas sangat terbatas. Bahkan pernah terjadi insiden di mana petugas kami sendiri terlindas truk saat kendaraan sedang mundur,” ungkapnya.

Menyikapi insiden di Tirta Sari, Usman menegaskan bahwa tidak ada unsur kesengajaan. Pihaknya mendorong penyelesaian secara kekeluargaan dan berharap masyarakat bisa lebih bijak melihat peristiwa tersebut.

“Yang terpenting adalah upaya menyelamatkan warga dan mencegah kebakaran meluas, dan kedua belah pihak sudah bertemu untuk berdamai,” tuturnya.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses