Tinjau Program MBG di Balikpapan, Bima Arya : Pastikan Higienis dan Bergizi

Wamendagri Bima Arya meninjau pelaksanaan MBG di SDN 015 Balikpapan Selatan

BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Usai mengikuti peringatan Hari Otonomi Daerah (OTDA) ke-XXIX di halaman BSCC Dome, Balikpapan, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya didampingi Gubernur dan Wakil Gubernur Kaltim, serta Wali Kota Balikpapan meninjau pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 015 Balikpapan Selatan, Jumat (25/4/2025).

Dalam kunjungan tersebut, Bima Arya menekankan dua prinsip utama yang wajib dijaga dalam implementasi program nasional MBG, yakni aspek higienitas dan kandungan gizi makanan yang diberikan kepada siswa.

“Yang paling utama adalah pastikan semuanya higienis dan mengandung gizi yang cukup. Higienis itu bukan hanya bersih, tapi juga tepat waktu penyajiannya, cara pengolahan makanannya, hingga distribusinya. Jangan sampai dua aspek itu diabaikan, nanti programnya bisa meleset dari target,” ujar Bima.

Selain itu, Bima juga menekankan bahwa program ini harus memberikan dampak ekonomi lokal. “Supplier, pengusaha catering, bahan makanan—semuanya harus dari wilayah sekitar. Ini bukan cuma soal makan gratis, tapi juga menggerakkan ekonomi di lingkungan setempat,” tegasnya.

Bima meminta kepala daerah untuk mengawal ketat pelaksanaan program ini. Ia mengingatkan bahwa masyarakat punya hak menyampaikan jika ada penyimpangan di lapangan, dan kepala daerah wajib menindaklanjutinya.

“Ini program besar dengan target mulia. Tapi implementasinya tidak bisa setengah hati. Kepala daerah harus serius mengawasi, menerima masukan dari masyarakat, dan lakukan evaluasi berkala. Semua sudah ada protapnya dari Badan Gizi Nasional, tinggal dijalankan saja,” imbuhnya.

Balikpapan Jadi Contoh Positif

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan, Irvan Taufik, menyampaikan bahwa pelaksanaan program MBG di Balikpapan sejauh ini berjalan lancar dan mendapatkan respons positif dari siswa-siswi penerima manfaat.

“Alhamdulillah tidak ada keluhan dari siswa. Mereka sangat antusias dan selalu menantikan makanan bergizi ini setiap hari,” ujarnya.

Taufik menjelaskan, potensi masalah seperti keterlambatan distribusi atau risiko keracunan makanan telah diantisipasi dengan pelatihan dan pengawasan ketat kepada penyedia layanan makanan. “Semuanya sesuai prosedur. Baik dari segi waktu maupun kualitas,” tambahnya.

Perluasan Wilayah dan Tantangan

Meski saat ini program telah berjalan di delapan sekolah di Balikpapan Selatan (terdiri dari dua PAUD, lima SD, dan tiga SMP), Taufik menyebut masih banyak lembaga pendidikan lain yang menunggu giliran.

“Khusus untuk TK, kita punya sekitar 400 lembaga. Dari total 95 ribu siswa PAUD hingga SMP, baru sekitar 5 ribu siswa yang sudah menerima manfaat program ini,” ungkapnya.

Taufik mengatakan, pihaknya terus melakukan komunikasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mendorong perluasan wilayah program, terutama ke Balikpapan Utara dan kecamatan lainnya. “Sekolah-sekolah sudah kami siapkan, tinggal menunggu penetapan dari pusat,” jelasnya.

Pendanaan Daerah untuk Pendampingan

Terkait pendanaan, Taufik membuka opsi untuk mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai pendamping program MBG. Namun, hal tersebut masih harus dikaji lebih lanjut bersama Badan Keuangan Daerah.

“Jika dimungkinkan dari APBD, tentu kami siap mendukung. Tapi tetap harus dikonsultasikan dan disesuaikan dengan kapasitas fiskal kota,” ujarnya.

Dengan semangat kolaboratif dan pengawasan ketat dari pemerintah pusat maupun daerah, diharapkan program makan bergizi gratis tidak hanya meningkatkan kesehatan peserta didik, tetapi juga menjadi stimulan ekonomi lokal yang berkelanjutan.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses