BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Warga eks kelompok Gafatar Samboja Kutai Kartanegara akan mengadukan nasibnya ke lembaga Komnas HAM.

Tindakan ini akan diambil menyusul kebijakan paksa yang tidak menginginkan keberadaan warga untuk hidup di suatu tempat wilayah NKRI.

Edwar (36) anggota eks Gafatar yang juga Ketua kelompok Tani 5 Desa Karya Jaya RT 01 Kecamatan Samboja, Kabupaten Kukar mengatakan kegiatan yang dilakukan oleh kelompoknya hanyalah bertani, membantu pemerintah dalam menciptakan ketahanan pangan seperti yang dicanangkan Presiden Jokowi.

Karena itu Edwar sangat menyayangkan kebijakan memulangkan kembali masyarakat ini ke kampung halaman.

“Kami akan coba melaporkan kasus ini ke Komnas HAM atau LBH. Hak kami  sudah dirampas. Padahal Undang Undang Dasar sangat melindungi dan menghormati warga negara Indonesia di manapun pun berhak hidup,” katanya ketika  ditemui Inibalikpapan.com Sabtu siang (23/1/2016).

Bahkan Edwar mengatakan, syarat-syarat administrasi kependudukannya dan sebagian mereka sudah banyak yang terdaftar di Kabupaten Kutai Kartanegara.

“Apa yang kami lakukan di sini adalah bercocok tanam sebagaimana program dari pusat Pak Jokowi telah mencanangkan ketahanan pangan. Bahkan TNI  yang bukan tupoksi ikut membantu pemerintah dalam program ketahanan pangan,” ujarnya.

Menurutnya, masyarakat dari Sulawesi, di Desa Karya Jaya sudah bercocok tanam di kawasan lahan kosong yang kini menjadi areal pertanian seluas 2,5 hektare selama 6 bulan. Lokasi ini terdapat 60 KK atau 227 jiwa yang semuanya berasal dari Sulawesi.

“Kenapa kami yang justru ikut mendukung program pemerintah ini dikucilkan. Kami dianggap menyimpang padahal, kan kami bukti nyata bertani. Silahkan bertanya kepada masyarakat di sini. Kami di sini sudah 6 bulan. Silahkan tanya ke masyarakat apa kami mengajarkan hal hal yang sesat atau ideologi yang berbeda,” katanya menyayangkan.

Dia menambahkan, kalau pun pernah terlibat dalam ormas Gafatar namun sekarang ini yang dilakukan semata-mata mencari peluang kehidupan dengan cara bertani dan berkebun. Apalagi areal tanah di Kalimantan sangat luas dan subur.

“Sekarang saya mantan Gafatar, tapi kami ikut membantu pemerintah membuka lahan. Kalau dibandingkan dengan mantan pencuri itu lebih baik mana,” katanya dengan nada tanya. ( Andi)

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version