Warga Gunung Sari Ilir Curhat Soal Banjir dan Air Bersih dalam Reses Andi Arif Agung

Reses Anggota DPRD Kota Balikpapan Andi Arif Agung di Kelurahan Gunung Sari Ilir.

BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Persoalan infrastruktur dasar seperti drainase, penerangan jalan umum (PJU), hingga layanan air bersih kembali menjadi keluhan utama warga Kelurahan Gunung Sari Ilir dalam kegiatan Reses Masa Sidang I Tahun 2025/2026 anggota DPRD Kota Balikpapan dari Dapil Balikpapan Tengah, Andi Arif Agung, Selasa (21/10/2025).

Sejumlah ketua RT secara bergantian menyampaikan aspirasinya di hadapan wakil rakyat tersebut. Ketua RT 39, Ramli, mengeluhkan kondisi parit di Jalan APT Pranoto yang belum pernah dikeruk sehingga menyebabkan genangan setiap kali hujan.

“Setiap musim hujan air meluap karena parit tidak dikeruk. Banyak pula bangunan dan pedagang berdiri di atas parit, padahal ada perda yang melarangnya. Satpol PP datang, tapi tak ada tindak lanjut,” ujarnya.

Ramli juga menambahkan, wilayahnya masih minim lampu jalan. “Kami hanya dapat satu lampu, padahal masih banyak titik gelap,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua RT 03 A. Yani menyoroti drainase yang tertimbun sedimen pasir hingga sejajar dengan permukaan jalan. “Air sering meluap ke rumah warga. Manhole-nya juga terlalu berat, susah dibuka. Mohon diganti,” ucapnya.

Keluhan serupa datang dari Faisal RT 38, yang menyoroti lambannya PDAM menindak penunggak tagihan air. “Ada penyewa rumah menunggak empat tahun, nilainya sekitar Rp40 juta, baru diputus setelah lama. Padahal aturannya hanya tiga bulan,” ungkapnya.

Ira dari RT 47 menambahkan soal keterlambatan perawatan PJU. “Kami sempat enam bulan gelap gulita karena kabel tertimpa bambu. Tolong jangan tunggu akhir tahun untuk perawatan,” katanya. Ia juga meminta kemudahan sambungan PDAM baru karena banyak warga masih menumpang air dari tetangga.

Sementara Sugito RT 52 meminta pembangunan drainase di kawasan curam yang rawan longsor serta ketersediaan hydrant untuk antisipasi kebakaran. Dari RT 32, Tri Yuni mengeluhkan pembangunan drainase di wilayah tetangga yang justru mengalirkan air ke lingkungannya.

Tak hanya soal infrastruktur, Tony Sutrisno RT 51 menyoroti sistem zonasi PPDB yang dinilai tidak adil.

“Rumah kami hanya 46 meter dari SMA 1, tapi tidak masuk zona. Banyak titipan di sekolah,” tegasnya.

Ia juga meminta penertiban kabel semrawut dari penyedia internet dan TV kabel yang membahayakan warga.

Obet dari RT 62 turut menyoroti distribusi PJU yang tak merata. “Ada yang dipasang di tempat parkir pribadi, sementara jalan warga tetap gelap,” ujarnya. Ia juga mengeluhkan lambatnya respons PDAM terhadap laporan kebocoran air.

Ada Skala Prioritas

Menanggapi berbagai aspirasi tersebut, Andi Arif Agung menjelaskan bahwa kondisi keuangan daerah masih terdampak situasi ekonomi nasional.

“Ada pemotongan anggaran yang berimbas pada pelaksanaan program pemerintah. Tapi seluruh aspirasi warga akan kita catat, identifikasi, dan skala-prioritaskan,” jelasnya.

Andi juga menegaskan akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan dan kecamatan terkait pembagian kewenangan perawatan PJU.

“Di Dishub sudah ada kendaraan taktis untuk perawatan PJU, tapi di kecamatan belum. Ini akan kita dorong agar merata,” ujarnya.

Terkait layanan air bersih, ia menyebut telah berkomunikasi dengan Dirut PDAM. “Beliau berkomitmen memperbaiki layanan dan memfasilitasi sambungan baru, khususnya di wilayah perkotaan yang infrastrukturnya sudah siap,” jelasnya.

Sedangkan untuk kabel semrawut, Andi mengatakan akan menindaklanjuti dengan Dinas Kominfo.

“Kami akan sampaikan ke Komisi I DPRD untuk memanggil semua provider agar ada langkah penertiban,” tegasnya.

Ia memastikan seluruh hasil reses akan dibahas bersama TAPD dan Banggar DPRD untuk menentukan prioritas pembangunan tahun anggaran mendatang.***

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses