Xi Jinping Tegaskan Kemitraan ‘Tanpa Batas’ Dengan Vladimir Putin
BEIJING, inibalikpapan.com – Presiden China Xi Jinping tegaskan kemitraan tanpa batas dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin, (24/2/2025) dalam panggilan telepon saat peringatan tiga tahun invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.
Dikutip dari Reuters, media pemerintah China melaporkan keduanya mengadakan perbincangan ini pasca Presiden AS Donald Trump dorong kesepakatan cepat untuk mengakhiri perang Ukraina.
Tindakan Trump mengindikasikan bahwa ia dapat meretakkan hubungan Xi dan Putin dalam hal persaingan ekonomi.
“Hubungan China-Rusia memiliki kekuatan pendorong internal yang kuat dan nilai strategis yang unik. Serta tak akan dapat dipengaruhi oleh pihak ketiga mana pun,” kata Xi, menurut pernyataan resmi yang dipublikasikan oleh media pemerintah China. “Strategi pembangunan dan kebijakan luar negeri China dan Rusia bersifat jangka panjang dimana kedua negara adalah tetangga baik yang tidak dapat dipisahkan.”
Rusia tengah berperang melawan pasukan Ukraina denga bantuan NATO. Sementara China berada di bawah tekanan dari upaya bersama AS untuk melawan kekuatan militer dan ekonomi.
Xi telah memberi tahu Putin dalam beberapa tahun terakhir bahwa keduanya memiliki peluang untuk mendorong perubahan yang belum pernah terjadi di dunia selama satu abad.
China dan Rusia deklarasikan kemitraan strategis tanpa batas beberapa hari sebelum Putin mengirim puluhan ribu pasukan ke Ukraina pada Februari 2022.
Xi telah bertemu Putin lebih dari 40 kali dalam satu dekade terakhir dan Putin dalam beberapa bulan terakhir menggambarkan China sebagai sekutu.
Kemitraan Kuat
Trump telah membuat khawatir sekutu-sekutu Washington di Eropa dengan tidak melibatkan mereka dan Ukraina dalam perundingan dengan Rusia yang diadakan minggu lalu di Arab Saudi dan menyalahkan Ukraina atas invasi Rusia tahun 2022.
Vladimir Putin juga memberi tahu Xi Jinping tentang kontak Rusia-Amerika baru-baru ini, menurut pernyataan Kremlin.
Xi mengatakan bahwa China senang melihat upaya positif yang dilakukan oleh Rusia dan semua pihak terkait untuk meredakan krisis dengan mencatat inisiatif-inisiatif China seperti pembentukan sekelompok negara yang disebut sahabat perdamaian.
Upaya-upaya ini berfokus pada penggambaran China sebagai pembawa perdamaian yang netral. Tetapi para kritikus mengatakan bahwa upaya-upaya tersebut tidak memiliki substansi karena Barat menuduh China mendukung upaya perang Rusia melalui pasokan barang-barang guna ganda dan pembelian besar-besaran minyak dan gas Rusia.
China bantah dukung pangkalan industri-militer Rusia. Diplomat tertinggi China, Wang Yi, mengatakan pada Munich Security Conference (MSC) minggu lalu bahwa China tidak akan berhenti membeli gas Rusia karena hal itu akan membuat China tidak aman.
Sebaliknya, Xi telah mengarahkan para birokrat untuk mempelajari kebijakan Trump dan menanggapi tarif dan ancaman awalnya, karena ekonomi Tiongkok yang sedang berjuang dengan pengangguran kaum muda yang tinggi tidak mampu menghadapi perang dagang lainnya dengan Washington.
Panggilan lewat telepon ini adalah yang kedua setelah mereka membahas cara membangun hubungan dengan Trump pada bulan Januari.
Gabuev dari Carnegie Russia Eurasia Center mengatakan bahwa “fakta bahwa kedua belah pihak melakukannya pada peringatan tiga tahun perang menunjukkan betapa kuatnya kemitraan ini.”
Kedua belah pihak juga membahas persiapan untuk memperingati kemenangan Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II. Awal bulan ini, Xi menerima undangan Rusia untuk menghadiri acara tersebut pada bulan Mei.
BACA JUGA

