BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Kalimantan Timur (Kaltim) melepasliarkan 10 orangutan ke Hutan Lindung Bukit Batikap dan Hutan Kehje Sewen.

Dalam rilis yang diterima inibalikpapan, Pelaksana Tugas Kepala BKSDA Kalteng Handi Nasoka mengatakan, pelepasliaran 10 orangutan semuanya dilakukan dengan menerapkan protocol kesehatan (prokes) secara ketat untuk mencegah penularan covid-19.

“Saya menyambut hangat upaya teman-teman Yayasan BOS yang telah menyusun dan menerapkan protokol dan prosedur baru untuk mencegah terjadinya penyebaran virus Covid-19, baik di tengah masyarakat maupun populasi satwa liar, sembari melaksanakan tugas konservasi penting,” ujarnya.

Dia menyatakan, akan terus berkomitmen melakukan upaya konservasi satwa liar meskipun ditengah pandemic covid-19. “Kami di BKSDA Kalteng terus berkomitmen memastikan upaya konservasi satwa liar berjalan bahkan di saat pandemi belum berakhir,” ujarnya.

Senada Kepala BKSDA Kaltim Sunandar Trigunajasa menuturkan, Pemerintah melakukan upaya yang serius dalam melakukan pencegahan penyebaran wabah Covid-19. Bukan hanya dimasyarakat tapi juga dalam konservasi keanekaragaman hayati melalui berbagai kebijakan yang terperinci sampai pada tataran teknis.

 “Implementasi kebijakan tersebut dilaksanakan tidak hanya untuk satwa-satwa yang berada di lembaga-lembaga konservasi akan tetapi juga sampai pada upaya untuk melindungi dan menyelamatkan satwa-satwa liar yang telah berada di alam dari segala potensi untuk terpapar wabah tersebut,” ujarnya

“Kami bersyukur karena kondisi ini dapat kita adaptasi bersama dengan rekan-rekan di Yayasan BOS dengan mengembangkan inovasi yang tidak saja mencakup proses rehabilitasi, tapi juga mengembangkan protokol baru dalam mencegah penyebaran Covid-19 dalam kegiatan-kegiatan konservasi Orangutan,”

“Kami memang tidak bisa berhenti dalam melaksanakan tugas ini dalam kondisi apapun, yang dapat kami lakukan adalah terus berinovasi, beradaptasi terhadap kondisi dan berjalan terus.”

Terpisah CEO Yayasan BOS Jamartin Sihite menyatakan, sudah setahun tak melepasliarkan individu orangutan karena pandemic covid-19. Meski, begitu pihaknya tetap berupaya agar bisa kembali melepasliarkan satwa dilindungi itu.

“Kami memanfaatkan jeda hampir setahun ini untuk menyusun dan mematangkan sejumlah protokol baru pelaksanaan kegiatan di tengah pandemi untuk melanjutkan aksi penyelamatan orangutan,” ujarnya.

Dia menyatakan, seluruh prosedur prokes dilaksanakan melakukan tes berkala bagi staf maupunpegawai yang terlibat. Termasuk memastikan orangutan yang dilepasliarkan ke Hutan Lindung Bukit Batikap dan Hutan Kehje Sewen aman dari covid-19.

“Kami melakukan tes berkala bagi para staf dan pastikan semua yang berinteraksi dengan orangutan aman dari virus covid-19, dan pastikan orangutan yang kami kirim ke luar pusat rehabilitasi sehat serta bebas covid-19,” ujarnya

“Kami telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan menyiapkan upaya mitigasi seandainya ada orangutan yang menunjukkan gejala terpapar virus ini. Pemanfaatan helikopter pun bertujuan mengurangi risiko penyebaran virus Covid-19 ini, dengan meminimalisir interaksi dengan manusia, terutama penduduk desa di jalan yang biasanya kami lalui,”

Dia berterima seluruh pihak yang terlibat dalam pelepasliaran orangutan, mulai daerah pemerintah daerah maupun dukungan upaya konservasi dari perusahaan maupun berbagai organisasi dunia.

“Kami bersyukur semua prosedur yang kami terapkan sampai hari ini berhasil. Kami berharap, kita bisa segera mengatasi pandemi ini, Kami terus berupaya untuk mencegah penularan virus COVID-19 kepada orangutan, baik yang kami rawat maupun yang telah kami lepasliarkan ke alam liar,” ujarnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version