SINGAPURA, Inibalikpapan.com – Serangan teror yang terjadi di Indonesia, mendapat perhatian luas dari pemerintah Singapura. Jurnalis inibalikpapan.com, Setiyono Adi, yang tengah berada di Singapura melaporkan, pemerintah setempat mengumumkan kewaspadaan tinggi kepada warga. Salah satunya melalui pengumuman di sarana transportasi publik. “Jika Anda melihat artikel atau keadaan yang mencurigakan, segera hubungi otoritas keamanan” demikian bunyi pengumuman yang terpampang di layar gerbong kereta bawah tanah.

Televisi setempat juga menempatkan porsi pemberitaan cukup besar terhadap ledakan di pusat perbelanjaan Sarinah. Saluran berbahasa Melayu, Channel 5, misalnya, melakukan wawancara jarak jauh dengan warga Singapura yang bekerja di Jakarta.

Dalam wawancara siaran langsung itu, Shafie Samsuddin, warga Singapura yang bekerja di

Jurnalis inibalikpapan.com, Setiyono Adi, yang tengah berada di Singapura (foto : istimewa)
Jurnalis inibalikpapan.com, Setiyono Adi, yang tengah berada di Singapura (foto : istimewa)

Carrefour mengaku sangat terkejut saat bom meledak. Ia berada tak jauh dari lokasi ledakan. Media internasional, Channel News Asia yang memiliki kantor perwakilan di Singapura, tak mau kalah. Kantor berita ternama itu, selain menampilkan cuplikan peristiwa dari televisi Indonesia, juga melengkapinya dengan laporan langsung koresponden mereka di Jakarta.

Bahkan pada hari ini, Jumat (15/1/2016) Presiden Singapura, DR. Tony Tan Keng Yam berbicara khusus di hadapan parlemen dan Perdana Menteri Lee Hsien Loong. Menurutnya, Teroris sudah menjadi sangat berbahaya dan kuat. Apalagi, ratusan terduga teroris dari Asia Tenggara — yang sebelumnya bertempur demi ISIS, sudah kembali dan membentuk jaringan dan ideologi.

Peristiwa Bom di Jakarta ramai di beritakan Televisi di Singapura (foto : istimewa)

“Kemarin bom meledak di Jakarta yang mengingatkan kita bahwa terorisme sudah sangat dekat dan bisa menyerang. Kita harus kuat. Kita tak bisa tinggal diam,” kata Tony Tan Keng Yam. Presiden mengatakan, ekonomi Singapura sangat bergantung dengan stabilitas kawasan.

“Jika negara tetangga kita sakit, kita akan terkena dampaknya,” ungkap Tony.


Meski pemerintah mengungkapkan kecemasannya terhadap aksi terorisme di Jakata. Warga Singapura sendiri nampaknya tidak terpengaruh. Aktivitas tetap berjalan seperti biasanya. Bahkan, kawasan Orchard Road yang selama ini menjadi salah satu tujuan utama wisata, tetap dikunjungi turis. Begitu juga dengan Bugis Street, yang dikenal sebagai kawasan pedagang kaki lima di Singapura tetap banyak dikunjungi.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version