BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pondok Pesantren Hidayatullah yang berada di Gunung Tembak, Keluarahan Teritip kembali melaksanakan kegiatan Pernikahan Mubarak 20 Pasang Santri, pada Minggu (2/10/2022).

Acara bertempat di Masjid Ar-Riyadh Hidayatullah Gunung Tembak, dimulai sejak sekitar pukul 08.00 WITA hingga menjelang zuhur.

Pantauan di lokasi acara, suasana sakral dan kegembiraan meliputi prosesi pernikahan tersebut. Pernikahan yang juga tercatat secara resmi di lembaga negara ini dipandu tiga penghulu agama dari KUA setempat.

Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud mengatakan, selamat kepada para mempelai yang berbahagia hari ini dalam rangka pernikahan mubarak di Ponpes Hidayatullah.

“Saya yakin mereka yang menikah hari ini bisa menjaga dan rawat pasangan sebaik- baiknya, semoga perkawinan yang mubarak terus bertahap hinhga akhir hayat, kami doakan menjadi keluarga yang sakinah mawadah dan warohmah, dan dikaruniai anak-anak yang sholeha dan berbakti kepada orang tua,” kata Rahmad.

Sementara itu, Kepala Kemenag Kota Balikpapan, Johan Marpaung mengatakan, suatu kebahagian terutama dari Kementerian Agama bahwa bisa memberikan apresiasi yang luar biasa ternyata bahwa pernikahan itu mudah, biaya juga murah. Bahkan menikah di jam kerja itu biaya gratis.

“Yang bikin mahal itu acara-acaranya, tapi sesungguhnya menikah itu dimudahkan,” kata Johan.

Kata Johan, pernikahan merupakan bentuk sunah dari Nabi Muhammad SAW, yang menjadikan suatu perhatian bagi orang tua untuk tidak melepas begitu saja anak-anak mencari jodohnya, tapi harus kita mendampinginya.

“Sehingga pernikahan mereka bisa terus bertahan,” akunya.

Sedangkan Ketua Yayasan Ponpes Hidayatullah Balikpapan, Hamzah Akbar memberikan ucapan selamat kepada 20 pasang santri yang melaksanakan pernikahan hari ini, dan mereka setelah itu akan kembali ke daerah masing-masing, seperti Kendari, Lampung, Samarinda, dan daerah lainnya, setelah mendapatkan pasangannya.

“Yang kana pernikahan mubarok ini, kita upayakan sebagai kultur di Hidayatulloh, bahwa diantara mereka semua prodak pernikahan mubarok,” tutur Hamzah.

Penetapan calon pasangan masing-masing santri itu pun dilakukan oleh panitia yang dibentuk khusus, yang selama ini memang sudah berpengalaman dalam pernikahan seperti itu.

“Proses nikah menjadi penguat baru mereka (pengantin),” ujar Hamzah.

Setelah menikah, para santri yang juga dai serta guru tersebut ditugaskan kembali ke daerah masing-masing.

“Harapan kita mereka kembali ke daerah dengan semangat baru, dengan gairah baru. Paling tidak ada teman berbagi,” ujarnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version