BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – BPJS Ketenagakerjaan mencatat ada  5,9 juta angkatan kerja di wilayah Kalimantan dari jumlah   Penduduk yang ada sekitar 15 juta orang. Dari jumlah 5,9 juta angkatan kerja itu,  baru sekitar 2,6 juta yang sudah mendapat perlindungan jaminan sosial atau peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Sekitar 70 persen atau 1,5 juta dari 2,6 juta itu adalah pekerja formal atau penerima upah. Sedangkan 396 ribu bukan penerima upah atau pekerja informal. Selebihnya 700 ribu adalah pekerja jasa kontruksi.

Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Kantor Wilayah Kantor Kalimantan Rini Suryani mengakui masih ada 3,3 juta pekerja di Kalimantan (minus Pontiana) belum terlindungi. Mereka bisa dari pekerja penerima upah termasuk, pekerja jasa kontruksi  dan pekerja bukan penerima upah (pekerja informal seperti guru ngaji, imam masjid, pekerja ojek online, petani, nelayan, pekerja freelence).

 “Pekerja di Kalimantan baru 2,6 juta itu yang terlindungai jaminan sosial. Kendala bisa aja mereka belum paham manfaat BPJS Ketenagakerjaan atau memang tidak mau mendaftarkan,” kata Rini  ditemui di kantor BPJS Ketenagakerjaan wilayah Kalimantan Jalan Iswayudi, Balikpapan kepada media, (1/12/2022).

“3,3 juta yang belum dilindungi. itu PR kita cari cara bagaimana mereka juga mendapatkan perlindungan tenaga kerja. Kita terus cari  cara untuk masuk,” ucapnya.

“ Kalau sekarang kan kita sudah punya kanal-kanal bayar, pintek, minimarket, marketplace, perbankan. Sudah gampang untuk kanal bayar. Ada Jamsostek Mobile (JMO). Diaplikasi ini dia bisa mendaftarkan orang sekitar secara mandiri/online,” bebernya.

Aplikasi JMO, ini merupakan salah satu langkah BPJS Ketenagakerjaan untuk memudahkan pelayanan kepada peserta. Di dalamnya terdapat fitur Klaim, Cek Saldo, Pelaporan Kecelakaan Kerja, Pendaftaran Pekerja Mandiri dalam Program Sertakan, dan lainnya.

Selain itu, untuk mendongkrak angka kepesertaan diakui Rini banyak cara yang dapat dilakukan seperti melihat/turun langsung ke pekerjaan proyek yang di Balikpapan atau daerah lainya untuk jasa kontruksi, melakukan sosialisasi secara masif baik langsung maupun melalui media massa, media sosial dan menerjunkan agen Prisai.

“Bisa lihat LPSE, atau turun ke lapangan cek proyek kontruksi, itu sumber-sumber potensi mereka bisa jadi peserta jaminan sosial,” ucapnya.

 BPJS Ketenaga kerjaan juga sudah memiliki agen Prisai yang dapat memberikan pemahaman dan akhirnya menjadi peserta baik mandiri maupun melalui perusahaan.

“Kami punya agen Prisai, seluruh Kalimantan ada 300 orang.  Se Kalimantan itu ada beberapa agen di Tarakan  itu tertinggi. Itu agen kita bisa mengakuisisi 16 ribu orang yang mendaftarkan jadi peserta,”ungkapnya.

Lebih jauh, Rini mengungkapkan ada agen Prisai BPJS Ketenagakerjaan yang mengantongi pendapatan 8 jutaan perbulan. Bagi yang berminat bisa mendatangi kantor cabang terdekat BPJS Ketenagakerjaan.

“Nanti bisa berkordinasi di kantor cabang. Kami (wilayah) tidak terjun kesitu langsung,” ujarnya.

Keberadaan agen Prisai diakui cukup membantu menambah kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. “Bisa melalui agen Prisai, sosialisasi, informasi melalui media, atau melalui anggaran pemerintah daerah untuk peduli kepada pekerja rentan (pekerja informal),”imbuhnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version