BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Selain harga kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tahu tempe, keberadaan daging sapi juga mulai mengalami kenaikan, apalagi menjelang bulan Suci Ramadan kenaikkan tidak bisa dihindarkan. 

Untuk itu Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Perdagangan (Disdag) Balikpapan rutin melakukan peninjaun ke pasar-pasar tradisional yang ada di Balikpapan. 

Kepala Dinas Perdagangan Kota Balikpapan, Arzaedi Rachman mengatakan, alasan utama meroketnya harga daging sapi potong di Kota Balikpapan adalah karena melonjaknya harga ternak dan daging sapi kemasan di Australia. 

“Imbasnya  harga daging sapi mengalami kenaikan hingga Rp140 ribu per kilogram,” ujar Arzaedi Rachman kepada media, Kamis (3/3/2022).

Arzaedi menambahkan, Kota Balikpapan hingga kini masih sangat bergantung pada daging impor asal Australia. disamping juga ada support dari Newzaeland dan Amerika. Dikarenakan harga daging sapi beku lebih murah dibanding harga daging sapi segar, maka permintaan daging sapi beku lebih banyak dibanding dengan daging sapi segar.

“Informasi dari importir, ada kenaikan harga ternak dan daging sapi dari Australia ini. Tetapi saya lagi menunggu alasan importir lainnya soal kenaikan harga agar lebih komprehensif,” kata Arzaedi.

Menurutnya, Kota Balikpapan belum dapat memenuhi kebutuhan daging sapi potong secara mandiri. Beda halnya Kota Surabaya yang memang menjadi sentra daging sapi potong lokal. 

“Untuk kebutuhan daging sapi lokal, kita juga belum bisa. Karena memang, Balikpapan bukan menjadi sentra daging sapi potong. Kalau untuk Surabaya, masih memungkinkan. Karena disana menjadi sentra daging sapi lokal,” ucapnya. 

Namun menurut Arzaedi Rachman, kenaikan harga daging sapi di Kota Balikpapan masih terbilang wajar. Meski begitu dia menegaskan bahwa Dinas Perdagangan Kota Balikpapan akan berupaya agar harga daging sapi potong dapat kembali normal. 

“Saya masih menilai wajar soal kenaikan harga daging sapi potong saat ini, khususnya Kota Balikpapan. Kota Balikpapan ini belum seperti Jakarta. Tapi kita terus berupaya, saat ini kebutuhan kota Balikpapan dalam sebulan 153,3 ton atau perharinya 5,11 ton,” jelasnya. 

Sedangkan  RPH kita hanya mampu 2,7 ton perbulan. harapannya agar RPH kedepannya bisa dapat meningkatkan kuota pemotongannya untuk kebutuhan Kota Balikpapan. harga daging sapi potong di Kota Balikpapan memang terus merangkak naik sejak awal tahun 2022. Harga per kilogram yang semula berada di kisaran Rp 125 ribu, kini naik menjadi Rp 135 ribu sampai dengan Rp 140 ribu.

“Kenaikan harga daging sapi potong, diprediksi akan terus mengalami kenaikan hingga mendekati bulan Ramadan dan Idul Fitri,” tuturnya.

“Hingga Lebaran nanti, harga daging sapi potong diperkirakan mencapai 150 ribu,” sambung Arzaedi.

Sebelumnya, Ketua Jaringan Pemotongan dan Pedagang Daging Indonesia (Jappdi) Asnawi mengatakan, kenaikan harga daging sapi ini terjadi karena harga daging sapi di Australia yang tinggi, serta kurangnya pasokan dari negara tersebut.

“Masalahnya, di Australia, daging sapi sudah mengalami kenaikan harga. Cuma persoalannya, Indonesia ini menjadi pasar dunia yang dikuasai hanya satu negara eksportir sapi, yakni Australia. Jadi mau tidak mau, suka tidak suka, apa kata mereka (Australia), pihak importir ikut aja,” tutup Asnawi

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version