BALIKPAPAN,  Inibalikpapan.com — –  Keterbatasan bibit menjadi kendala utama budidaya tanaman porang si Provinsi Kalimantan Timur.  Padahal  luasan lahan tidur yang dimiliki provinsi Kaltim yang akan menjadi IKN,  besar untuk peluang ekspor. 

Sejumlah negara yang dominan dalam kebutuhan tanaman porang yakni Jepang, China,  Vietnam. Dengan harga Rp 8.000 untuk Porang Basah, dan Rp 40.000-Rp50.000 untuk yang kering.Tanam porang merupakan Porang atau dikenal juga dengan nama iles-iles adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri.

Manfaat porang ini banyak digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, selain juga untuk pembuatan lem dan “jelly” yang beberapa tahun terakhir kerap diekspor ke negeri Jepang.

Umbi porang banyak mengandung glucomannan berbentuk tepung. Glucomannan merupakan serat alami yang larut dalam air biasa digunakan sebagai aditif makanan sebagai emulsifier dan pengental, bahkan dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang, 

Provinsi Kaltim memiliki peluang besar untuk mengekspor Tanaman Porang, karena banyaknya lahan tidur yang tak diolah oleh masyarakat. 

Untuk itu,  Balai Karantina Kaltim menggelar fokus grup discussion dengan tema melihat Peluang dan Tantangan ekspor Komoditi Pertanian Kalimantan Timur, Kamis (9/1/2020).

Kepala Balai Karantina Pertanian Kaltim Abdul Rahman ingin menyatukan kekuatan di Kaltim  dalam rangka memacu ekspor komoditas Pertanian di Kaltim termasuk tanaman Porang. 

“Sesuai dengan arahan Kementerian Pertanian, dengan gerakan tiga kali lipat ekspor harus didukung. Tentunya menyatukan seluruh kekuatan yang ada di Kaltim ini, untuk bisa bersama-sama mendorong komunitas Pertanian ekspor ke luar negri,” katanya.

Di Kaltim sendiri ada beberapa peluang komuditi yang besar yakni Sarang Burung Walet (SBW).Selama ini ekspornya lewat Kota Surabaya dan Semarang. Kedua tanaman Porang. 

“Kita punya kelapa sawit dan karet bisa tumpang tindih pada tanaman itu, dan tidak perlu memerlukan lahan lagi, masyarakat bisa menanam dibawah tanaman karet atau kelapa sawit,” kata Abdul Rahman.


Untuk tanaman porang dapat tumbuh di Kaltim, karena melihat banyaknya lahan tidur yang berada disini. Lanjutnya komoditi Porang menjadi peluang besar. Karena Komuditi merupakan bahan makanan yang dibutuhkan oleh pasar Internasional.

Abdul Rahman menyebutkan, saat ini di Balikpapan sudah ada petani yang mulai menanam porang, ada dua hektare lahannya, petani pun sangat antusias. 
“Itulah yang akan kami dorong. Kalau menanam sekarang bisa diekspor akhir tahun. Untuk harga tidak masalah, dan masih stabil,” katanya.

Hanya saja,  disini tanaman Porang masih terkendala bibitnya.
“Bibit menjadi masih kendala, diharapkan Balai Pekerjaan Pertanian di Samarinda untuk bisa buat bibit bentuk jaringan, sehingga bisa dipenuhi untuk ketersediaan bibitnya,” tukasnya. 

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version