BALIKPAPAN, Inibalikpapan .com – Kabar gembira bagi msyarakat Balikpapan dan PDAM, pada dasaria III atau diatas 10 Februari ini mulai terjadi curah hujan dengan intensitas sedang dan tinggi. Curah hujan  tinggi akan terjadi pada akhir Februari mendatang.

Kondisi cuaca di Balikpapan terjadi seperti sekarang ini karena dampak El nino yang masih menyelimuti wilayah tengah dan timur seperti Kaltim-Kaltara, sebagian Sulawesi.

Kepala BMKG Balikpapan Imam Mashudi mengatakan pada Februari dasaria III atau diatas tanggal 10 Februari ini curah hujan trandnya sudah mulai banyak terjadi hujan deras. “Karena diperkirakan elnino makin meluruh(berkurang) dari Januari-Februari-Maret, april, Mei sudah menurun,” katanya kepada inibalikpapan.com (18/2/2016).

“Mudah-mudah dengan meluruhnya dampak El nino ini, akan mulai berdampak pada trand curah hujan akhir Februari, Maret, April itu sudah besar curah hujan di Balikpapan,” sambungnya ditemui diruang kerja.

Dia menyebutkan peluang curah hujan di bulan Maret ini diatas 100 milimeter/bulan dengan peluang terealisasi sekitar 90 persen.”Akhir Februari ini dengan curah hujan pelan-pelan intensitas sedang –sampai deras masih besar sekali. Seperti hujan kemarin itu,” sebutnya.

Pengaruh El nino di Kaltim, menyebabkan hujan tidak turun secara normal dan kondisi cuaca kadang panas sekali dan tiba-tiba hujan. Pada Nopember 2-015 lalu, di dasaria III hujan terjadi dengan intensistas diatas rata-rata 50 milimeter. Begitupula di Januari 2016

“Januari masih dibawah normal seharusnya 255 milimter/bulan tapi baru 67,8 milimeter Ini dampak dari El nino yang masih terjadi. Ini mempengaruhi wilayah tengah dan timur seperti Kaltim-Kaltara, sebagian Sulawesi dan sehingga curah hujan di Januari dibawah normal,” terangnya.

Diperkirakan dampak El nino akan mulai netral terjadi pada bulan Mei-Juni 2016. “ Dia akan bergerak ke wilayah Samudra Pasific,” ungkapnya.

Imam menambahkan sebenarnya untuk wilayah Balikpapan untuk penguapan air lalu membentuk awan sangat besar namun untuk membentuk awan sangat sulit akibat pengaruh angin diketinggian 5000 kaki sangat kencang dengan kecepat sekitar 15 knot (30-35 km).

“Sehingga setiap pembentuk awan selalu pecah. Mungkin pada saat hujan lebat itu, angin atas ketinggian 5000 feet agak melemah dan dibarengi dengan pemanasan yang kuat pada siang hari itu sehingga tumbuh awan-awan konvektif yang nama awan comulus itu yang mengakibatkan hujan sedang-sampai lebat dan biasanya diikuti dengan petir,” tukasnya.

 

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version