BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – BRI mengandeng ratusan pedagang tradisonal di Kota Balikpapan agar setiap transaksi yang dilakukan dengan pembeli seluruhnya melalui digital. Hal itu sebagai langkah mencegah penularan covid-19.

BRI pun melaunching Web Pasar dengan menggandeng pedagang di 11 pasar tradisional. Harapannya, semua transaksi yang dilakukan antara pedagang dan pembeli tidak lagi dilakukan secara tatap muka. Semua melalui transaksi digital.

“Salah satu ide kami adalah melaunching Web Pasar. Kami ada 11 pasar, perkiraan sekitar 400-an pedagang, mungkin akan tambah lagi,” ujar Wakil Pemimpin Wilayah Kanwil BRI Bnajarmasin, Perwakilan Balikpapan Ahmad Muzaky, di kantor Pemkot Balikpapan, Sabtu (03/10/2020).

“Jadi prinsip dasarnya adalah BRI adalah bank yang aktif melakukan GO Digital. Jadi seluruh aktivitas karena kebutuhan masyarakat arahnya adalah bagaimana bertransaksi tanpa bertatap muka langsung ,”

Menurutnya, di tengah pandemi covid-19 masyarakat sudah harus mulai terbiasa atau beradaptasi dengan cara baru melalui transaksi digital. Apalagi banyak klaster pasar tradiisonal. Sehingga transaksi digital menjadi yang aman.

“Kami tahu situasi saat ini dengan adanya pandemi covid-19 sudah merupakan suatu tuntutan bahwa bagaimana caranya kita mengantisipasi penyebaran covid-19  ini tidak masif. Banyak klaster-klaster pasar  terjadi,” jelasnya.

“Dengan web pasar ini insyaallah transaksi itu bisa dilakukan tanpa ada tatap muka langsung antara pembeli dan penjual cukup melalui handpone seluruh transaksi bisa dilakukan dengan baik tanpa adanya uang tunai,”katanya.

Hanya saja kata dia, memang dalam transaksi tanpa tatap muka yang dibutuhkan pedagang yang memiki integritas. Sehingga produk yang ditawarkan maupun yang dikirim ke pembeli secara kualitas ataupun dalam kondisi yang baik.

“Kita membutuhkan penjual yang berintegritas, kami tentunya dari sisi perbankan tidak bisa menjamin tapi tentunya untuk menjaga kelangsungan jangka panjang penjual mestinya berintegritas pada saat bertransaksi jangan ada misalkan yang ditampilkan barangnya bagus ternyata yang dikirim barangnya tidak sesuai,” ujarnya.

Disamping itu lanjutnya, tantangan lainnya yakni masih banyak pedagang yang belum terbiasa transaksi melalui digital. Belum terbiasa dengan gadged sehingga harus ada edukasi terlebih dulu, sehingga menjadi terbiasa.

“Nah itu yang harus kita edukasi kita memang dikendala kami gak semua pedagang gak familiar dengan gadged harus ada pembinaan,” tuturnya.

“Edukasi dan familiar dengan gadged . kami siap melakukan edukasi sehingga mereka familiar dan bisa bertransaksi dengan cara digital.”pungkasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version