BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Kementerian kesehatan menyatakan, Indonesia kalah dari Timor Leste dalam pelaksanaan imunisasi campak Rubela. Bahkan data WHO menyebutkan Indonesia negara terakhir yang melakukan imunisasi Campak Rubella di kawasan Asia Tenggara.

“Terakhir Indonesia. Kita kalah dengan Timor Leste yang dulunya bagian dari bagian dari kita. Apa kita mau anak-anak kita masih menderita congenital Rubella syindrome. Ketika kita belajar diluar negeri pasti ditanyakan status imunisasinya bagaimana,”kata Dr. Gertrudis Tandy Kasie Imunisasi Khusus dan Lanjutan Kementerian Kesehatan.

Menurutnya, Imunisasi Campak Rubela sangat penting bagi usia anak, sehingga Pemerintah menjadikan program startegis nasional imunisasi untuk menghindarkan anak-anak mengalami cacat atau meninggal karena campak.

“Kita tahu penderita campak dan syindrome Rubella angka masih sangat tinggi di Indonesia,bahwa awalnya kita kampanye imunisasi MR perlahan-perlahan imunisasi rutin campak ada tiga dosis dalam imunisasi rutin sekarang kita ganti menjadi imunisasi campak rubella,”ujarnya.

Dia mengungkapkan, sejak 2017 pemerintah Indonesia telah melakukan imunisasi MR fase pertama di pulau Jawa yang diikuti 35 juta lebih anak. Namun sayangnya jumlah itu belum mencapai angka minimal 95 persen.

”Cakupan lebih dari 100 persen. Tahun ini kita lakukan diluar Pulau Jawa ada 395 kabupaten/kota di 28 provinsi dengan target 31 juta lebih. itu angka minimal sehingga ada kekebalan kelompok. Dan ibu-ibu hamil terhindar dari penyebaran rubella,” ujarnya

Di Balikpapan bahkan imunisasi MR cakupannya baru sekitar 82 persen. Sehingga Gertudis mendorong, Pemerintah Kota dan seluruh stakeholder agar berjuang bersama-sama untuk mencapai angka minimal 95 persen vaksin MR.

“Balikpapan masih PR cakupan masih 82 persen. Kalau mau dicapai masih bisa kalaupun tidak itu jadi PR karena ada gap anak-anak yang berpotensi, kita mau apakan dan kita tidak berhenti disini,” ujarnya.

“Sebelum memasukan vaksin ini sudah ada kajian dari IKG(kumpulan ahli yang berikan pertimbangan kepada kementerian kesehatan kalau ada vaksin baru yang masuk dalam program. Itu semua dikaji termasuk keamanan, efektivitasnya dan pembiayaan dan ekonomi,”

Dia juga memastikan, vaksin MR ini juga telah lulus uji WHO badan PBB bidang kesehatan namun juga masuk ke Indonesia dilakukan kembali surat izin dari BP POM.

“jadi percayalah vaksin ini sudah dilakukan uji dan banyak penelitan dan dipakai banyak negara. Vaksin ini aman dan kita tidak bukan ujicoba. Sudah pasti aman sehingga pemerintah melakukan,” ujarnya.
v

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version