BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemerintah Kota Balikpapan melalui  Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian (DKUMKMP) Kota Balikpapan menggelar pelatihan membatik mulai 14 hingga16 November ini di Workshop Batok Shaho.

Kepala Bidang (Kabid) Industri Kecil Menengah DKUMKMP Kota Balikpapan ,Adi Sudarto, mengatakan, kegiatan ini diperuntukan kepada masyarakat Kota Balikpapan.

“Yang mau mengikuti silahkan mendaftar. Kami menggandeng batik Shaho sebagai pengajar,” katanya.

Ia menyebutkan, peserta terbagi dari beberapa, ada yang pemula, ada juga mengenal dan mengetahui cara membatik. Mereka yang sudah paham, ikut kegiatan ini untuk mengembangkan kembali cara membatik dan motifnya.

“Tujuan dilaksanakan pelatihan membatik ini, guna menciptakan wirausaha baru di bidang batik di kota Balikpapan. Selain itu, agar wirausaha di kota Balikpapan terus berkembang dan memiliki banyak motif batik dalam berkarya,” katanya.

Adi menjelaskan,  pelatihan membatik langsung ini, akan terus diagendakan setiap tahun. Sehingga dapat memberikan dampat positif kepada masyarakat.

Batik Shaho namanya, lokasi ini terletak di Jln. LKMD Km. 03 atau lebih tepatnya berada di belakang Kampus Universitas Tri Darma Balikpapan, RT 5, No 4 Kelurahan Batu Ampar.

Mengunjungi Batik Shaho, selain karena bisa menghilangkan penat sembari belajar mengetahui asal muasal identitas bangsa.

Menariknya, nama Shaho bukan sembarang asal memberikan nama, melainkan nama Shaho diambil dari singkatan nama depan seluruh anggota keluarga yang terdiri dari Supartono (Ayah), Haryati (Ibu), Ardi, Hendri dan Oki.

Mulanya Shaho merupakan usaha sablon seragam sekolah. Berbincang langsung dengan sang owner Supartono, ia bersama keluarga mengaku berkecimpung dengan batik sejak tahun 1996.

“Kami mulai menekuni batik sejak tahun 1996 hingga sekarang ini,” ucap pria yang karib disapa Tono.

Bekalnya dalam membatik ia peroleh dari suatu pelatihan yang diselenggarakan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Balikpapan.

Saat berkunjung ke sana, Anda bisa mempelajari tiga jenis batik secara langsung, yakni batik tulis, batik cap dan batik printing.

“Kita ada jenis batik cap, printing dan batik tulis. Namun yang paling sering dikenal orang ya batik printing dan batik cap,” tuturnya.

Tak hanya jenis batik cap saja, melainkan batik printing juga ia produksi setiap harinya 150 hingga 200 meter. “Kalau batik tulis relatif lama produksinya, karena waktu untuk menggambar saja tidak cukup waktu sehari,”ucapnya.

Bagi Anda yang tertarik untuk membeli kain dari Batik Shaho, untuk satu kain per meternya dijual dengan harga Rp 40 ribu hingga Rp 80 ribu, kembali lagi tergantung bahan yang digunakan.

Supartono mengatakan salah satu ciri yang dipertahankan adalah motif ukiran khas Kalimantan. Motif tersebut cenderung spiral, melengkung, lingkaran dan patung manusia. Bentuk melengkung itu sendiri sebenarnya terinspirasi dari liukan akar atau ranting pohon.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version