BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Ketua DPRD Kota Balikpapan Abdulloh meminta PDAM menyiapkan masterplan untuk peremajaan pipa distribusi mengingat umurnya sudah puluhan tahun sehingga kerap terjadi kebocoran.

“Agenda kedepan perlu persiapan sendiri dari PDAM salah satunya adalah peremajaan pipanisasi baik pipa distribusi maupun pipa air baku yang umurnya sudah puluhan tahun, “ ujar Abdulloh, Minggu (13/06/2021).

Hal itu juga untuk mengantisipasi jika kerjasama dengan Bendungan Sepaku Semoi terealisasi karena terbatasnya air baku. Pemerintah Kota mengajukan penambahan air baku dari Bendungan Sepaku Semoi yang kini tengah dibangun.

“Sedang diadakan komunikasi secara tekhnis karena itu kan tidak gampang, maka dari itu kami juga minta PDAM untuk agenda kedepan  perlu persiapan sendiri dari PDAM salah satunya adalah peremajaan pipanisasi ,” katanya.

“Jangan sampai air yang masuk dengan tekanan tinggi di instalasi Balikpapan, instalasi Balikpapan itu juga tidak siap, akhirnya terjadi kebocoran, jebol dan lainnya. Makanya saya minta masterplan secara keseluruhan untuk peremajaan,” jelasnya.

Menurutnya, dengan pipa PDAM yang masih digunakan saat ini diperkirakan mengalami kebocoran. Karena usianya yang sudah tua.  “Perkiraan 100 liter per detik itu terjadi kebocoran akibat pipanisasi tidak baik,” ujarnya.

Soal kebutuhan anggaran kata dia, tidak masalah karena sudah diatur dalam peraturan daerah (Perda) dimana untuk pemenuhan kebutuhan air bersih Pemerintah Kota wajib mensubsidi setiap tahun melalui penyertaan modal.

“Perda kita kan sudah ada pemenuhan capai Rp 1 triliun kan sudah kita sepakati menghasilkan bahwa pemerintah harus subsidi harus memberikan penyertaan modal itu sekurang-kurangnya Rp 30 miliar untuk PDAM,” ujarnya.

“Kita kan meminta dengan masterplan yang ada diganti semua, tidak ada lagi tambal sulam, semua harus baru. Kesepakatan pemerintah dengan PDAM harus diganti semua. Tapi khusus pipa distribusi dan air baku,” terangnya.

Namun kata dia, anggaran keseluruhan untuk peremajaan pipa diperkirakan mencapai Rp 400 miliar. Hanya saja dilakukan secara bertahap. “Secara bertahap mereka sudah melakukannya secara mandiri,” tutupnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version