BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com — Bicara soal Ibu Kota Negara (IKN) yang baru di wilayah Penajam Paser Utara (PPU) tentu tidak ada habisnya, pro dan kontra tentu ada dalam suatu pengambilan keputusan dan pembangunan.

Untuk itulah agar menggandeng semua pihak, dilaksanakan kegiatan Dialog dan Ngopi Sore Ibu Kota Nusantara (IKN) yang menghadirkan sejumlah tokoh diantaranya Hetifah Sjaifudian selaku Anggota DPR RI Dapil Provinsi Kaltim, Wicaksono Sarosa selaku Koordinator Ahli Tim Transisi IKN, Galih Sedayu Deputi Pemasaran dan Komunikasi Publik Indonesia Cheative Cities Network (ICCN), yang dilaksanakan di RM Tip Top, Sabtu sore (14/5/2022).

Dialog yang dikemas dengan interaktif tersebut sangat menarik, karena dihadiri beberapa pihak yang memang terlibat di dalam proses pembangunan IKN, begitu juga dengan tema yang diangkat yakni Peran organisasi civil society, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dan media dalam mengawal pembangunan IKN yang berkelanjutan dan berkeadilan.

Anggota DPR RI Dapil Provinsi Kaltim yang juga Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian mengatakan, sebagai Perwakilan dari Dapil Kaltim yang tugasnya tentu saja  mendengarkan apa yang menjadi aspirasi dan memperjuangkannya yang menjadi harapan masyarakat di Kaltim agar terwujud. 

“Tapi karena IKN ini merupakan keputusan politik yang melibatkan banyak pihak,jadi apa yang kami lakukan berusahalah membuat mata mereka terbuka terhadap realita yang ada disiini, sehingga diskusi- diskusi seperti ini yang walaupun sederhana sangat meyakini akan menjadi sesuatu yang bermakna di dalam pembangunan IKN kedepannya,” ujar Hetifah saat diwawancarai Inibalikpapan.com, Sabtu (14/5/2022).

Hetifah menambahkan, sehingga semua pihak bisa berpartisipasi dan berkontribusi bagi IKN agar ebih bermakna lagi, bukan bicara orang tersebut setuju atau tidak karena itu adalah hak mereka. Tetapi itu yang setuju pasti punya harapan dan yang gak setuju pasti punya yang menjadi kecemasan dan itu semua yang harus dipertimbangkan.

“Mudahan-mudahan diskusi seperti akan semakin bermanfaat, untuk mengali informasi yang ada di masyarakat khususnya di Kaltim,” harapnya.

Apalagi salah satu hal yang jangan diremehkan apa yang disampaikan semua masuk akal dan berbasis data, apalagi yang menyinggung soal Malaria tadinya mungkin tidak percaya itu ada, tapi harus di pertimbangkan juga itu menjadi salah satu bagian dari kendala, begitu juga bicara soal air, masalah kehidupan masyarakat yang tinggal di pesisir khususnya para nelayan.

“Karena bagaimana pun jalur logistik dan konstruksi nanti melewati teluk Balikpapan ke PPU, semua itu harus dipastikan tidak mengganggu lingkungan sekitar, jadi masukan yang ada dalam diskusi ini sangat penting dan tidak boleh diabaikan dan harus dikawal terus,” aku Politisi Partai Golkar ini.

Sementara itu, Koordinator Ahli Tim Transisi IKN, Wicaksono Sarosa mengatakan, adapun fungsi tim transisi otoritas diberi waktu testing karena harus bergerak di dalamnya untuk dikoordinasikan ke Kepala Otorita, dimana tim ahli ini akan menjembatani yang ada di IKN dengan dunia akademisi dan sosialiti.

“Diluar sana banyak ide-ide dan masukan yang akan kita serahkan ke pemerintah, yang tentunya sesuai dengan Undang-undang demi mewujudkan kota yang cerdas, dan tidak mungkin bisa diwujudkan hanya satu pihak,butu keterbukaan dari berbagai pihak,” ujar Wicaksono.

Kata Wicaksono, membangun kota juga berarti harus membangun masyarakat dan itu perlu modal sosial, selain infrastruktur keahlian dan finance, dimana modal sosial dapat harus diwujudkan dengan baik, untuk itu para akademis perlu mengkaji seberapa pengaruh modal sosial di dalam pembangunan di Kaltim.

“Seperti yang kita ketahui, saat ini sangat memudahkan bisa komunikasi tanpa bertemu. Apalagi diera demokrasi menjadi lebih baik dengan adanya keterbukaan informasi, sehingha modal sosial bisa dibangun,” akunya.

Beberapa hal yang menarik dalam diskusi tersebut,kata Wicaksono menambahkan soal masukan dari pokja pesisir yang mengatakan sudah ada pekerjaan IKN yang kurang mengikuti prosedur, tapi Wicaksono menduga itu berada di luar kawasan IKN, hanya saja pihaknya tetap memperhatikan masukan tersebut dan akan disampaikan ke Kepala Otorita.

“Catatan lainnya dari SDM, saya kira itu juga penting akan disampailam ke Kepala Otorita tentang pentingnya meningkatkan kapasitas SDM di Kaltim, sehingga nanti partisiasi warga Kaltim dalam proses- proses pembangunan IKN menjadi lebih maksimal,” ujar Wicaksono.

Begitu juga bicara soal Lingkungan dan sosial juga akan menjadi perhatian Tim, misalnya kekhawatiran masyarakat nelayan yang akan tergusur, yang mana hal itu dikembalikan lagi ke cita-cita yang tertuang dalam UU maupun dalam, Peraturan Pemeribtah, dan Perpres dalam rencana induk memang masih banyak kekurangan disana,tapi niat baik untuk inklusuf untuk menjadikan kota ini buat semua itu ada disana.

“Oleh krena itu akan dimaksimalkan mungkin bahwa nanti tidak semua bisa terpenuhi, intinya niat baik kita sudah tertuang dan akan diusahakan semaksimal mungkin,” akunya.

Sedangkan, Deputi Pemasaran dan Komunikasi Publik Indonesia Cheative Cities Network (ICCN), Galih Sedayu mengatakan, bangsa indonesia itu dikenal dengan kreatifnya, sangat hangat dan gotong royong atau kolaborasai. Dan itu bisa diakselarasikan dengan semuanya baik dengan akademisi dan sejumlah stakeholder lainya.

“Bicara soal IKN bukan hanya diperlukan investasi fisik, tapi juga diperlukan investasi sosial, untuk itulah investasi sosial ini tugas komunitas perlu yang namanya observasi dan berkumpul untuk dapat merumuskan bersama sama,” tutur Galih.

“Hal Itu yang akan menjadi lembar kerja bersama, dalam hal merumuskan suatu hal  perlu kolaborasi, karena dalam membangun kota yang tidak mudah,” pungkasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version