Dibintangi Maudy Ayunda dan Angga Yunanda, Ini Cerita Film ‘Para Perasuk’ Karya Wregas Bhanuteja

JAKARTA, inibalikpapan.com – Setelah sukses dengan film Budi Pekerti dan Penyalin Cahaya, Wregas Bhanuteja kembali dengan karya terbarunya yang berjudul Para Perasuk.
Berbeda dengan karya-karya sebelumnya, kali ini Wregas mengusung genre drama supernatural. Memadukan unsur horor dengan kedalaman emosi manusia.
Melansir Suara, jaringan inibalikpapan.com, film ini menggambarkan sebuah desa yang warganya menganggap kerasukan roh sebagai sebuah pengalaman yang penuh kepuasan. Membawa penonton untuk merenung lebih dalam tentang hubungan antara tradisi, kekuasaan, dan identitas.
Sejumlah aktor terkenal membintangi film ini. Termasuk Maudy Ayunda yang berperan sebagai Laksmi, Angga Yunanda sebagai Bayu, Bryan Domani sebagai Ananto, serta Chicco Kurniawan yang memerankan Pawit.
Selain itu, Indra Birowo, Ganindra Bimo, dan Anggun C. Sasmi juga turut bergabung dalam proyek ini. Menambah kekuatan pada alur cerita yang mengusung tema mistis dan sosial yang mendalam.
Film ini tidak hanya menjanjikan tontonan menarik, tetapi juga sudah mencuri perhatian di kancah internasional.
Para Perasuk juga meraih penghargaan CJ ENM Award di ajang Asian Project Market, yang merupakan bagian dari Busan International Film Festival 2024. Dari 441 proyek film yang mendaftar, hanya delapan film yang terpilih mendapatkan penghargaan, menegaskan kualitas film ini di mata dunia.
Apa Kata Produser-Sutradara?
Siera Tamihardja, sebagai produser, menyampaikan rasa terima kasih atas penghargaan tersebut dan melihatnya sebagai bukti berkembangnya potensi perfilman Indonesia.
Sebagai tambahan, first look film ini memperkenalkan karakter-karakter yang kuat, dengan Maudy Ayunda yang tampak dalam keadaan tidak sadarkan diri, menyerupai kondisi kerasukan.
Sementara itu, Anggun C. Sasmi tampil dengan aura rockstar sambil merapal mantra, Indra Birowo menunjukkan ekspresi sedih, dan Ganindra Bimo menggambarkan sosok yang berkuasa.
Wregas Bhanuteja berharap Para Perasuk akan menawarkan sesuatu yang segar dan mendorong perkembangan perfilman Indonesia lebih jauh lagi. Mengajak penonton untuk mempertanyakan batasan antara tradisi dan kekuasaan.***
BACA JUGA