BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Pemilihan alat kelengkapan dewan (AKD) DPRD Balikpapan benar-benar panas dan menegangkan.Bahkan, pemilihan berlangsung diwarnai dengan aksi WO oleh sejumlah anggota Golkar, Nasdem dan Fraksi PDI perjuangan saat pemilihan Ketua Komisi II DPRD kota Sedangkan deadlock mewarnai pemilihan Ketua Komisi IV DPRD kota Balikpapan. Bahkan suara Fraksi Golkar terpecah.

Anggota Fraksi Golkar DPRD Ida Prastuty yang digadang-gadang menjadi Ketua Komisi IV DPRD ini menjelaskan deadlock terjadi karena terjadi kekuatan yang sama sehingga menghasilkan suara yang sama kuat atau draw. Ida bersaing dengan Mieke Henny dari Fraksi Demokrat

Ida menjelaskan dirinya bersama anggota Fraksi Golkar yng diutus dalam Komisi IV bukanlah WO. “Kami saat itu konsultasi kepada pimpinan partai kami karena dalam tatib Dewan pasal 88 disebutkan jika deadlock maka sidang dapat ditunda sampai 3 hari. Selain dalam pasal 89 ayat 1 disebutkan pemilihan di pleno komisi sah kalau dihadiri oleh fisik sekurang-kurangnya 50 plus 1. Itu kan hanya lima orang seharusnya minimal enam orang. Dan kami bukan WO,”jelasnya.

“Teman-teman Golkar di Komisi IV berpikir sesuai tatib rapat pleno komisi IV bisa ditunda,” sambungnya.

Karena itu pihaknya belum dapat menerima hasil AKD itu termasuk rencana menggelar paripurna pada Rabu (3/5/2017) untuk mengesahkan. “Pasal 89 ayat 2 bahwa pengambilan keputusan suara terbanyak bagaimana suara terbanyak kalau masih draw. Kalau besok mau diparipurnakan tentang komisi IV kami belum deal,” tandasnya.

Kejanggalan lain diungkapkan Ida bahwa dalam rapat komisi II disebutkan berdasarkan surat fraksinya nama anggota FG yang diutus dalam Komisi II yakni Hj Kasmah , Fadilah, Andi Walinono. “Bukan Doris tapi kenapa namanya di Komisi II Doris . harusnya dia di komisi I. Nah kami sudah menghadap Sekwan mempertanyakan itu bersama Ketua Fraksi dan Andi
Walinono,” ungkapnya.

Dalam pemilihan di komisi II diketahui terpilih Muhammad Taqwa dari Gerindra.

Dia berpendapat WO sejumlah rekan Golkar dan anggota Fraksi PDI Perjuangan dan Nasdem di Komisi II karena disebabkan tidak konsisten antara nama-nama yang diusulkan fraksi Golkar dengan mereka yang ditempatkan di Komisi-Komisi. Diduga karena ada yang melakukan perubahan susunan nama-nama.

“Karena ini bukan diutus fraksi. Bagaimana bukan orang yang ditunjuk Komisi II bisa ada disitu. Jadi itu mereka melakukan WO saat pemiliha di Komisi II,” katanya janggal.

Mantan Ketua Komisi IV ini menduga ada yang merubah nama-nama fraksi Golkar yang duduk dalam AKD di komisi-komisi untuk memuluskan proses pemilihan ini. “Kami saja minta copy nama-nama siapa saja yang duduk di komisi itu tidak dikasih,” keluhnya.

Karena itu Ida menilai tidak fair proses pemilihan Ketua Komisi II dan IV.
“Ini tidak fair sekali,”sesalnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version