Didukung Laptop dan Aplikasi Desain Sederhana, Pemuda Difabel di Samboja Meniti Jalan Kemandirian

Bangga dan ibunya Siti Fadillah. (Foto: Samsul/Inibalikpapan)

BALIKPAPAN, inibalikpapan.com Pelatihan keterampilan menjadi salah satu jalan bagi masyarakat untuk memperluas kesempatan kerja dan membuka peluang kemandirian.

Di Desa Karya Jaya, Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar), program pelatihan desain grafis yang digelar Pertamina Gas (Pertagas) disebut memberi manfaat nyata, terutama bagi difabel yang kerap memiliki keterbatasan akses terhadap pelatihan dan lapangan pekerjaan.

Bangga, pemuda difabel di Samboja, merasakan langsung dampak program tersebut. Sejak mengikuti pelatihan dan menerima bantuan fasilitas kerja berupa laptop pada Agustus 2025 lalu, ia semakin percaya diri menekuni dunia desain yang telah lama diminatinya.

“Pelatihan baru sekali diberikan bulan Agustus, tapi sangat bermanfaat. Kalau dulu saya hanya menggunakan aplikasi di ponsel, kini saya sudah terbiasa pakai laptop dengan aplikasi Canva. Jauh lebih mudah,” ujar Bangga, anggota Tim Desain BUMDes Karya Jaya, Samboja, ketika ditemui Inibalikpapan di Balai Desa.

Minat Bangga terhadap desain grafis sudah muncul sejak duduk di bangku SMA. Selama ini, ia membuat berbagai karya sederhana, mulai dari label produk UMKM hingga banner acara desa.
“Biasanya desainnya untuk produk-produk UMKM di sekitar sini. Kebanyakan label makanan,” ujar Bangga jebolan SMA 1 Samboja.

Bangga yang didampingi ibu saat diwawancarai, hanya dirinya yang mendapat kesempatan pelatihan desain grafis dari Pertamina. Dia mengaku beruntung sebab bantuan seperti ini belum pernah dia dapatkan. “Belum pernah ada. Baru dari Pertamina Gas,” tuturnya.

Sejak mendapat pelatihan, produktivitas Bangga meningkat. Meski jumlah pesanan belum menentu, ia kini bekerja lebih cepat dan terstruktur.
“Sejak pelatihan mungkin sudah tiga atau empat desain yang saya buat. Kalau ada pesanan, bisa lebih banyak. Yang jelas lebih cepat karena pakai laptop,” katanya.

Dukungan yang Mengubah Arah Hidup

Program pelatihan ini menjadi bagian dari upaya Pertagas mendorong masyarakat, termasuk penyandang disabilitas, memiliki keterampilan yang dapat membuka peluang ekonomi.

Bagi Bangga, kesempatan ini bukan hanya soal belajar, tetapi juga menemukan ruang untuk berkembang dan memberi kontribusi bagi lingkungan.
“Pelatihan ini membantu saya untuk mengeluarkan kemampuan, agar bisa mandiri dan punya penghasilan sendiri,” ujarnya.

Siti Fadillah, ibu Bangga, merasakan perubahan besar dalam kehidupan putranya. Selama enam bulan terakhir, ia melihat Bangga yang sebelumnya lebih banyak di rumah, mulai memiliki arah dan semangat baru.

“Sebagai orang tua, saya bangga sekali. Anak saya akhirnya bisa berdikari sendiri. Selama ini setelah lulus SMA, dia hanya di rumah, belum punya kegiatan. Alhamdulillah, enam bulan lalu ada bantuan dan pelatihan dari Pertamina. Saya sangat berterima kasih,” kata Siti, Jumat (26/9/2025).

Siti mengungkapkan, sebelum program ini hadir, keluarganya belum pernah menerima bantuan serupa. Kini, ia melihat Bangga perlahan mengembangkan keterampilan yang bisa menjadi bekal masa depan.

“Kalau anak saya yang lain normal-normal saja. Bangga ini memang agak berbeda. Tapi saya tetap bangga bisa punya anak seperti dia. Apalagi sekarang ada yang memperhatikan dan membantunya,” ujarnya.

Harapan yang Tumbuh Bersama Peluang

Karya Bangga kini mulai mendapat pamor di lingkungan sekitar. Desain yang ia hasilkan disesuaikan dengan permintaan pelanggan, sebagian besar untuk produk UMKM. Ia berharap semakin banyak pemuda, khususnya penyandang disabilitas, mendapat kesempatan yang sama untuk berkembang.

“Bakat itu ada pada setiap orang. Tinggal diberi ruang untuk berkembang,” tuturnya.

Siti pun berharap dukungan dari berbagai pihak tidak berhenti sampai di sini. Ia ingin Bangga terus mengasah keterampilannya dan percaya diri menatap masa depan.
“Harapan saya, semoga Bangga bisa terus berkembang, punya karya, dan sukses ke depannya. Biar dia senang, biar dia merasa dihargai,” ujarnya.

Dengan suara lirih, ia menutup perbincangan dengan doa sederhana, “Yang penting anak saya bisa merasa berguna, bisa mandiri, dan tetap bersemangat. Itu sudah cukup membuat saya bahagia sebagai seorang ibu.” katanya sambil mengusap air mata dengan jilbab hitamnya.

Penulis : Amir Syarifuddin & Donny M.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses