BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Wabah penyakit hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya merebak di Indonesia . Bahkan Kementerian Kesehan (Kemenkes) mencatat ada 15 kasus di Indonesi.

Mayoritas hepatitis akut menyerang anak usia 1-6 tahun. Penyakit ini telah menyebar ke 5 provinsi di Indonesia. Termasuk di Kaltim dan telah memakan 5 korban jiwa. Sehingga timbul berbagai kekhawatiran sejumlah kalangan.

Di sisi lain, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah mendesak dilakukan guna mengejar ketertinggalan learning loss selama Covid-19. Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian memahami kekhawatiran orang tua soal hepatitis akut.

“Tentu hal ini menjadi kekhawatiran bagi kita semua, apalagi orang tua yang anaknya mulai masuk sekolah. Aspek kehati-hatian harus ditingkatkan, namun tidak perlu panik soal hepatitis akut,” ujar Hetifah melalui keterangan persnya

“Sejauh ini, diketahui bahwa secara umum penularan hepatitis melalui oral bukan udara seperti Covid-19. Penularan hepatitis diduga melalui tangan, air, makanan, hingga alat makan. Sehingga, PTM masih dapat dilaksanakan selama kebersihan makan dan minum anak terjaga,”

Dia pun kemudian mendesak Kemnterian Pendidikkan Kebudayaan Riset dan Tekhnologi (Kemendikbudristek) agar segera  lakukan langkah penanggulangan dengan mengeluarkan surat edaran untuk pencegahan hepatitis akut. 

 “Kemenkes telah mengeluarkan surat edaran, namun untuk khalayak umum. Oleh karena itu, saya mendesak Kemendikbudristek agar turut mengeluarkan surat edaran langkah pencegahan virus hepatitis khususnya di lingkungan sekolah,” ujarnya

“Misalnya, sementara waktu, kantin wajib tutup, pelajar wajib bawa bekal, protokol kesehatan seperti cuci tangan dan memakai masker juga harus tetap dilaksanakan di lingkungan sekolah,”

Anggota DPR daerah pemilihan Kaltim ini berharap vaksinasi hepatitis semakin digalakkan. “Walau vaksin hepatitis telah diwajibkan bagi bayi Indonesia, cakupannya belum maksimal,” ujarnya

“Saya berharap pemerintah menggalakkan vaksin ini lebih massif. Agar tercipta kekebalan jangka panjang,” tambah politisi Partai Golkar tersebut sembari mengatakan berencana untuk segera melakukan pembahasan ini di DPR RI bersama Kemendikbudristek.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version