JAKARTA, Inibalikpapan.com – Pasca terbakarnya kilang minyak Cilacap untuk yang kedua kalinya tahun ini, Anggota Komisi VI DPR Achmad Baidowi pun mengusulkan pembentukan panitia kerja (panja)

Sebab menurutnya diperlukan investigasi untuk mendalami kebakaran yang terus berulang.Karena kebakaran yang berulang terjadi tidak bisa dianggap sebagai kejadian yang biasa.

“Karena itu perlu dilakukan audit investigatif terhadap kualitas tangki penampungan di kilang-kilang,” ujarnya dilansir dari suara.com jaringan inibalikpapan.com

“Tidak hanya di Cilacap, mengingat kejadian serupa juga pernah terjadi di tempat lain seperti Balongan dan tempat lainnya,” kata Baidowi kepada wartawan, Minggu (14/11/2021).

Baidowi meminta Pertamina terus melakukan perbaikan dan langkah antisipatif agar kebakaran serupa tidak kembali terjadi. Selain itu, Pertamina juga harus memastikan pasokan BBM tidak terganggu.

“Untuk mengawasi persoalan ini, Fraksi PPP mengusulkan Panja di Komisi VI untuk bisa membahas secara komprehensif,” kata Baidowi.

Sementara itu, anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto meminta Pertamina menanggapi dan menangani secara serius kebakaran kilang di Cilacap. Sebab, kata dia kebakaran tersebut telah terjadi berulang.

Mulyanto mengatakan bahwa kali Ini menjadi kebakaran yang ketiga di tahun 2021 dan kebakaran yang kedua di tempat yang sama sekitar empat bulan yang lalu. Tanda-tanda penyebab kebakaran pun juga serupa dari kasus ke kasus, yakni hujan dan petir.

“Padahal baru sekitar satu bulan yang lalu, di hadapan Komisi VII DPR RI, Dirut Pertamina memaparkan hasil analisis penyebab kebocoran dan kebakaran tangki BBM di kilang Cilacap dan rencana tindak lanjut ke depan,” ujarnya

Mulyanto memaparkan berdasarkan hasil analisis BPPT, ITB, Kementerian ESDM dan Det Norske Veritas (DNV), diketahui bahwa penyebab utama kebocoran dan kebakaran pada kilang Cilacap Juni 2021 adalah korosi dan petir traveling. Sehingga seharusnya langkah-langkah pencegahan korosi dan petir segera diterapkan.

Bahkan dikatakan Mulyanto saat itu Pertamina berjanji untuk melaksanakan pencegahan melampaui standar yang ada (beyond standard). Namun ia memandang rencana tindak lanjut tersebut tidak dijalankan dengan baik sehingga tidak mampu mencegah kasus kebakaran kilang.

“Terkesan Pertamina menganggap ringan kasus kebakaran kilang ini. Dengan kasus kebakaran kilang BBM yang hampir 3 bulan sekali ini, kita menjadi khawatir dengan kondisi kilang Pertamina yang jumlahnya bisa lebih dari seribu di seluruh Indonesia,” ujar Mulyanto.

Karena itu Mulyanto memandang perlu adanya audit secara menyeluruh terhadap kilang yang ada. Audit itu diperlukan untuk memetakan kondisi masing-masing kilang.

“Sehingga diketahui mana yang masih hijau, kuning, dan merah serta langkah mitigasinya. Serta terpantau secara real time,” imbuh dia.

Suara.com

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version