BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi meminta agar perbedaan hari raya Idulfitri disikapi dengan bijaksana, tak perlu diperdebatkan.

Karean perbedaan hari raya Idulfitri telah terjadi berulang kali. Terlebih, perbedaan dalam Islam adalah sunnatullah dan tak mungkin dihindari sebagai hukum sosial.

“Hal yang dibutuhkan saat ini adalah sikap arif dan bijaksana terhadap perbedaan tersebut dengan saling menghormati dan menghargai atas setiap perbedaan yang ada,” ujarnya dilansir dari laman DPR.

“Hadirnya perbedaan dengan sikap kearifan akan menghadirkan keindahan dalam kehidupan sosial,”

Ashabul pun mengimbau, kepada seluruh umat Islam untuk kembali pada keyakinan masing-masing tanpa menganggu dan mengusik keyakinan orang lain.

“Hal yang utama adalah bagaimana nilai-nilai pendidikan dari madrasah ruhaniah Ramadhan kita bumikan pasca Ramadhan sehingga menjadi nilai karakter kebangsaan,” ujarnya

Dia mengingatkan soal ajaran Islam yakni ijtihad di tengah potensi perbedaan tersebut. Ia pun menuturkan, ijtihad merupakan satu kegiatan yang mengarahkan kemampuan pengetahuan dan akal guna memecahkan satu problem dalam isu keagamaan.

“Penentuan awal Ramadan dan Syawal yang melahirkan dua metode yakni hisab dan rukyat merupakan bagian dari proses ijtihad yang produknya mendapatkan legitimasi dari agama,” pungkas dia.

Seperti diketahui, Muhammadyah akan melakansakan Salat Ied maupun merayakan Idulfitri pada Jumat (21/04/2023). Sementara Pemerintah menetapkan Idulfitri pada Sabtu, 22 April 2023.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version