BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Jasa transportasi online menjadi tantangan bagi pelaku usaha transportasi angkutan kota (angkot) konvensional di Balikpapan. Era digital sekarang meminggirkan keberadaan mereka. Ketua DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) Balikpapan, Mubar Yahya mengakui hal itu. Era digital sekarang menjadi tantangan berat bagi layanan transportasi angkot konvensional.

Menurutnya sudah banyak yang banting setir dan meninggalkan profesi itu. “Ada yang sudah berhenti, ada juga yang beralih profesi. Ia sendiri mengaku belum melakukan survei. Namun mendapat laporan dari para pelaku usaha yang kesulitan mencari sopir,” ujar Mubar Yahya saat dikonfirmasi awak media, Sabtu (3/7/2021).

Mubar menambahkan, Organda bakal mati-matian mempertahankan angkot sebagai salah satu pilihan jasa transportasi. Lantaran sudah ada beberapa daerah yang akhirnya menyerah dengan kondisi era digital. Contohnya di Bali.

“Mulai dari sisi perwajahan sampai pelayanan. Seperti perubahan dari sisi ketertiban pengemudinya, kerapian dan kebersihan kendaraan serta hal lainnya,” akunya.

Selain itu pemerintah juga disebut terus mendorong angkot sebagai pelayanan publik. Agar tetap dipertahankan di era digital.

Salah satunya dengan bantuan modernisasi semua angkot. Bisa kerjasama dengan para pengelola usaha transportasi angkot. Program itu disebut dengan istilah Buy The Service (BTS) yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

“Memang semestinya pemerintah juga mengatur angkutan konvensional dan online. Semua diberi porsi. Itulah pentingnya ada semacam Organda dan forum-forum yang peduli untuk memberikan output yang positif,” tuturnya.

Selain itu, Mubar juga mendorong agar instansi terkait untuk menambahkan fasilitas umum (fasum) yang memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan angkot seperti pembangunan halte di beberapa lokasi di Balikpapan.

“Saya kira itu perlu dipertimbangkan,” katanya.

Ia tak ingin angkot benar-benar hilang dari Balikpapan tergerus zaman. Mubar mencontohkan Bali yang sudah meniadakan angkot lantaran kalah bersaing dengan jasa angkutan online yang semakin masif.

“Kan sayang investasinya sejak awal. Kalau di Balikpapan yang masih beroperasi itu, datanya berdasarkan Dishub ya. Ada sekitar 850 mobil yang masih jalan,” tutupnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version