BALIKPAPAN, inibalikpapan.com – Pemerintah pusat melalui Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) secara resmi menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 5 Januari 2016 lalu. Seperti tahun lalu, harga untuk beberapa daerah berbeda, sesuai dengan keputusan Pemerintah. Harga premium di Jawa, Madura dan Bali (Jamali) ditetapkan turun dari Rp 7400 menjadi Rp 7050. Sementara di luar Jamali, termasuk Kalimantan, harga premium menjadi Rp 6950. Begitu juga dengan bahan bakar jenis lain, baik subsidi maupun non subsidi (keterangan lengkap lihat box).

Sebagai dampak penurunan harga, konsumsi BBM di Balikpapan mengalami kenaikan cukup signifikan. Data PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VI Kalimantan menunjukkan, dua hari terakhir konsumsi premium bertambah 10 persen. Kenaikan juga dialami produk pertamina lain, seperti pertalite dan pertamax. Sementara konsumsi solar cenderung stabil. Ditemui inibalikpapan.com beberapa saat lalu, Communication & Relation Kalimantan PT Pertamina (Persero) MOR VI, Bagja Mahendra membeberkan konsumsi premium pada 4 Januari sebanyak 338 kiloliter. “Pada saat penurunan harga diberlakukan, yakni tanggal 5 Januari 2016, penjualannya menjadi 522 kiloliter, dan sehari kemudian atau tanggal 6 Januari menjadi 578 kiloliter,” katanya.

 

Realisasi konsumsi BBM. INIBALIKPAPAN/ rahmadanty
Realisasi konsumsi BBM. INIBALIKPAPAN/ rahmadanty

Sementara konsumsi Pertamax pada 4 Januari sebanyak 16 kiloliter, melonjak hingga menjadi 40 kiloliter. “Kemarin, konsumsi Pertamax di Balikpapan bertambah lagi menjadi 56 kiloliter,” imbuh Bagja. Bahan bakar lainnya yang mengalami kenaikan konsumsi adalah Pertalite dari 24 kiloliter pada tanggal 4 dan 5 Januari, menjadi 48 kiloliter atau naik dua kali lipat. Lonjakan konsumsi Pertamax hingga lebih 150 persen diduga karena banyak pengguna Pertalite dengan harga lama beralih ke bahan bakar ramah lingkungan itu. “Dugaan kami seperti itu. Para pengguna Pertalite harga lama beralih ke Pertamax harga baru karena selisih harganya sedikit,” Bagja mengamini.

Sementara penggunaan solar di Balikpapan pada tanggal 5 Januari tercatat 146 kiloliter, menjadi 186 kiloliter satu hari kemudian. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 27 persen dibanding sebelum penurunan harga, yakni rata rata 42 kiloliter perhari.

Kenaikan konsumsi bahan bakar minyak di Balikpapan telah diantisipasi PT Pertamina (Persero) MOR VI dengan pembentukan satuan tugas. Tim ini memantau secara terus menerus distribusi dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. Sehingga jika terjadi kendala bisa langsung diatasi segera. “Satgas memantau selama 24 jam kebutuhan bahan bakar di masyarakat dan memastikan ketersediaan pasokan,” kata Bagja. Ia menghimbau masyarakat tak khawatir, apalagi panik dengan isu seputar pasokan BBM. “Pertamina menjamin pasokan BBM selalu tersedia”.

Terkait kenaikan konsumsi yang dapat berpengaruh terhadap kuota BBM subsidi di Balikpapan, Pertamina Kalimantan belum berani menarik kesimpulan. “Butuh waktu setidaknya sepekan untuk mengetahui tren dan menganalisa kebutuhan BBM di Balikpapan,” tutup Bagja. Sampai bulan Januari 2016, jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di Balikpapan sebanyak 12 buah, yang tersebar di seluruh wilayah.

RAHMADANTY

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version