BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Sejak akhir tahun 2022, harga beras mengalami kenaikan hingga sekarang ini. Kenaikan diperkirakan 10-20 persen. Hal ini karena pasokan beras yang berkurang terutama dari sentra beras di Jawa dan Sulsel mengalami penurunan produksi akibat kemarau panjang.  Sementara permintaan beras tetap tinggi sehingga berlaku hukum pasar.

Pimpinan Perum Bulog Wilayah Kaltimra Amrullah menyatakan kondisi kenaikan harga beras ini sudah terjadi diakhir 2022 hingga saat ini.

“Mungkin sekitar September 2022 dan itu terus berlangsung sampai hari ini. Biasanya yang normal  2021 ke bawah itu pas ada panen raya, misalnya Maret April di Jawa itu harga otomatis turun,” ujarnya, Rabu sore (6/9/2023).

Namun di 2023 ini situasinya pada  bulan Maret-April, harga beras masih tinggi. Begitupula pada bulan Agustus- September 2023 juga terdapat panen gadu, yakni panen terjadi di musim panas.
“Itu kalau ada panen, walaupun terkontrol sedikit itu akan turun. Tapi harga beras tetap sama malah makin naik. Disini yang kita lihat karena kondisi stok di masyarakat yang kurang,” ujarnya.

Kondisi inilah yang mengharuskan Bulog ikut turun langsung melakukan stabilisasi harga. Salah satunya melalui prgoram SPHP.

“Kita lakukan dari tahun ke tahun. Sekarang ini nama SPHP(stabilisasi pasokan harga pangan). Ini sudah dilakukan awal Januari 2023. Sekarang bulog berada di Bappenas. Dulu kita bapak angkat banyak sehingga nanti instruksi dari manapun itu harus melalui Bappenas dulu,” jelasnya.

Program SPHP ini, harga tebus untuk wilayah Kalimantan per kg Rp8.600 dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp9.950. Artinya outlet bulog melalui Rumah pangan kita (RPK) menjual paling tinggi Rp9.950.

“Namun berkembang harga yang lebih tinggi sekarang harga tebus dari Rp8600 menjadi Rp10.250. Het Rp11.500. itu medium. Sekarang kita masih pantau karena harga di pasar beras medium Rp12.600, premium Rp15 ribu,” rincinya.

Dengan adanya beras SPHP ini, Bulog berharap masyarakat memiliki  alternatif membeli beras dengan harga terjangkau.

“Karena HET kita RP11.500  itu masih dibawah harga pasar yang Rp12.600. masyarakat dapat beras medium dengan kualitas cukup bagus,”ungkapnya.

 Beras SPHP ini merupakan beras PSO dari pemerintah yang melakukan import dari Thailand.

“Berasnya cantik kita sebutnya beras premsium harga medium. Makanya outlet kita antusias lah karena mereka nggak bakal dapat harga segitu dengan kualitas seperti itu,” tambahnya.

Beras SPHP ini sekarang ini terus didistribusikan juga ke pasar secara masif oleh Bulog. “harapan paling tidak kita bisa mengimbangi kenaikan kenaikan beras. Minimal punya alternatif masyarakat beli beras dengan harga murah,” tukasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version