Harga TBS Sawit Kaltim Turun Lagi Awal Desember 2026, Petani Tertekan Dampak Anjloknya Harga CPO
SAMARINDA, Inibalikpapan.com – Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kembali mengalami penurunan pada periode 1–15 Desember 2026. Penurunan ini menjadi pukulan bagi petani sawit, menyusul melemahnya harga minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit (kernel) di hampir seluruh perusahaan sumber data penetapan harga.
Plt Kepala Dinas Perkebunan Kalimantan Timur, Ahmad Muzakkir, mengatakan turunnya harga CPO dan kernel secara langsung berdampak pada harga TBS yang diterima petani di tingkat kebun.
“Penurunan harga CPO dan kernel di hampir semua perusahaan sumber data menjadi faktor utama turunnya harga TBS petani sawit di Kaltim,” ujar Muzakkir dalam keterangan resmi, Selasa (16/12/2025).
Pada periode tersebut, harga rata-rata tertimbang CPO ditetapkan sebesar Rp13.755,82 per kilogram, sementara harga kernel berada di angka Rp11.287,19 per kilogram, dengan indeks K sebesar 89,43 persen.
Daftar Harga TBS Sawit Kaltim Berdasarkan Umur Tanaman
Muzakkir merinci, harga TBS ditetapkan berdasarkan umur tanaman sawit, dengan rincian sebagai berikut:
Umur 3 tahun: Rp2.813,18 per kg
Umur 4 tahun: Rp2.999,30 per kg
Umur 5 tahun: Rp3.018,13 per kg
Umur 6 tahun: Rp3.050,81 per kg
Umur 7 tahun: Rp3.069,39 per kg
Umur 8 tahun: Rp3.092,32 per kg
Umur 9 tahun: Rp3.158,02 per kg
Umur 10 tahun: Rp3.195,05 per kg
Harga tersebut merupakan standar harga TBS sawit bagi petani yang telah menjalin kemitraan dengan perusahaan pemilik pabrik kelapa sawit (PKS) di Kalimantan Timur, khususnya kebun plasma.
Kemitraan Dinilai Penting Lindungi Petani dari Tengkulak
Muzakkir menegaskan, kerja sama antara kelompok tani dan pihak pabrik minyak sawit (PMS) menjadi langkah penting untuk melindungi petani dari permainan harga oleh tengkulak.
“Dengan adanya kerja sama petani dan pabrik, harga TBS diharapkan sesuai standar dan tidak lagi dipermainkan. Ini penting untuk menjaga kesejahteraan petani sawit,” katanya.
Pemerintah Provinsi Kaltim berharap pola kemitraan tersebut dapat memperkuat posisi tawar petani sawit di tengah fluktuasi harga CPO global, sekaligus menjaga keberlanjutan sektor perkebunan sawit sebagai salah satu penopang ekonomi daerah. / Pemprov
BACA JUGA
