BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Harga eceran Tertinggi Elpiji 3 Kg di Balikpapan mulai 1 Maret 2017, naik dari Rp16 ribu menjadi Rp17 ribu.

Kabag Ekonomi Balikpapan Arzaedi Rachman  menjelaskan kenaikan ini sudah mempertimbangan situasi saat ini, terutama pada ongkos kirim.Bahkan usulan Hiswana Migas kenaikan HET Rp19 ribu.

“Nah kami ini menaikan hanya diongkos angkut saja. Disamping harga sparepart naik dan ini ada penyesuian  tarif BBM. Itu saja pertimbangannya. Jadi kami fokus ongkos angkut saja,” jelasnya (27/2/2017).

HET baru ini menurutnya terjangkau oleh masyarakat namun riil di lapangan bisa saja harga mencapai Rp25 ribu pertabung.

“ Ini sudah kami filter dan survey kelapangan kebeberapa tempat ini kenaikan wajar saja,” tandasnya.

Mengantisipasi kenaikan lebih tinggi atau tidak wajar akibat penyesuaian tarif baru ini, langkah yang dilakukan pemda dan Pertamina melakukan operasi pasar. “ Kami himbau masyarakat beri laporan yang aktif  bila ada harga yang lonjakan tidak sesuai sangat seperti tahun kemarin sampai 35 ribu bahkan 60 ribu. Inikan dilakukan operasi pasar dititik mana itu, Pertamina akan turun,” tandasnya.

Lebih lanjut Arzaedi menerangkan Kenaikan ini juga menyiasati jauhnya perbedaan HET elpiji Balikpapan yang lebih murah Rp16 ribu dibandingkan PPU sebesar Rp20.000. kondisi ini riskan terjadi bergesernya kuato distribusi secara ilegal.“Kuota kita bisa bergeser kesana karena harga disana menjanjikan sementara disini Rp16 ribu. Ini kita menjaga disparitas,” katanya.

“Kami minta bantuan media, kalau ada infromasi ini (kenaikan tinggi) bisa melalui telpon dan kami bisa keluarkan surat ke Pertamina untuk lakukan operasi pasar dititik-titik  mana memberatkan masyarakat,” tukasnya.

Kepala Hiswana Migas Balikpapan Afifuddin berpendapat sudah tiga tahun belum ada penyesuaian HET. Apalagi telah terjadi perbedaan harga yang cukup jauh antara harga di Balikpapan dengan daerah tetangga.

“Kenaikan harga itu sudah berdasarkan kajian. Bahkan sudah tiga tahun tidak mengalami kenaikan. akibat terjadinya disparitas harga yang mencolok antara di Balikpapan dengan PPU, tidak jarang elpiji 3 kg diseberangkan Penajam,” tandasnya

Afifuddin mengaku tadinya diusulkan kenaikan HET elpiji 3 kg sebesar Rp19 ribu namun ditolak dan hanya disetujui Rp17 ribu oleh gubernur.

“Sekarang harganya Rp 17 ribu, sebelumnya kita ajukan Rp 19 ribu tapi disetujui hanya Rp 17 ribu saja. Ini atas kesepakan Hiswana migas, Pertamina dan Pemerintah kota per tanggal satu maret. Kita juga melihat kondisi- kondisi tertentu,bayangkan saja harga yang dieceran itu ada yang Rp 22 sampai Rp 24 ribu,” tandasnya.

Afifuddin menyebutkan di Balikpapan jumlah permintaan tabung elpiji 3 kg pertahun sekitar dua juta tabung.

Besaran itu wajar karena kondisi daerah ini semakin bertambahnya pelaku UMKM. “Makin naik,mengingat banyaknya UKM yang terus bermunculan,” ujarnya.

Untuk penggunanya agar tepat sasaran, pihaknya terus berupaya  melakukan pengawasan bersama Pertamina, dan pemda.
Selain itu perlu kartu kendali seperti yang dilakukan di Batam dan Tarakan.

“Kita minta kartu kendala seperti di Batam namanya Distribusi tertutup. Tapi harus ada kesiapan dari pemerintah kota. Kalau iswana kapan saja siap,” tukasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version