BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Kepala Kampanye Hutan Global Greenpeace untuk Indonesia Kiki Taufik mengungkapkan, akibat terjadinya defortasi dan degradasi hutan, bukan saja berdampak pada perubahan iklim, tapi juga pada keberadaan satwa langka.

Salah satunya kata Kiki, Harimau Sumatera yang populasinya semakin terancam punah. Karena survey IUCN pada 2013 hanya tersisa 400 ekor dan 2014 sudah terancam punah.

“Setiap tahun ditemukan mati. Hingga kini belum diketahui berapa populasinya kini,” kata Kiki Taufik

Hal itu kata dia, karena habitat harimau lebih banyak di dataran rendah yakni 500 meter diatas permukaan laut yang kini rata-rata telah dikonversi menjadi perkebunan sawit dan hutan tanaman industry (HTI)

“Artinya lebih banyak diwilayah hamparan dataran rendah yang saat ini yang dikonversi menjadi perkebunan sawit dan HTI,” terangnya.

Dia menambahkan, bukan hanya Harimau Sumatera, orangutan di Kalimantan juga terus terancam. Karena hutan yang meruipakan habitanya terus tergerus oleh pertambangan batubara dan perkebunan kelapa sawit.

“Kenapa mereka menyerbu perkebunan sawit karena hutan tempat habitat mereka terusd berkurang. Mereka makan biji sawit yang muda,” imbuhnya.

“Artinya memang ada perubahan pola makan dari orangutan, karena memang pakan mereka sudah muali susah.”

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version