BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur tepatnya di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) akan memicu pertumbuhan ekonomi di daerah.

Namun ada beberapa hal yang juga menjadi kekhawatiran ketika ibu kota negara dipindahkan ke Kaltim. Di antaranya ancaman lonjakan jumlah penduduk dan bakal timbulnya masalah kemacetan. Khususnya bagi Kota Balikpapan yang menjadi wilayah penyangga.

“Pada saat IKN Nusantara mulai berbenah pada saat IKN Nusantara mulai melakukan pembangunan, secara otomatis dampak utamanya adalah di Kota Balikpapan. Sekarang Balikpapan sudah mulai macet, sudah banyak pendatang,” kata Pj Sekretaris Daerah Kota Balikpapan Muhaimin kepada wartawan, Rabu (30/11/2022).

Dampak kemacetan dan lonjakan jumlah penduduk yang tersebut, menurut Muhaimin, dikarenakan infrastruktur yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara belum siap. Sehingga mereka yang bekerja itu sebagian besar ada di Kota Balikpapan.

“Dan pelan-pelan ke depannya akan datang orang ke Balikpapan, bukan hanya untuk mengadu nasib sebagai ASN, tapi juga untuk yang non ASN. Maka janganlah sampai terjadi kita menjadi penonton di rumah sendiri,” ucapnya.

Ia menyampaikan bahwa sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud, masyarakat Kota Balikpapan cuma menjadi beranda atau jadi teras tempat orang duduk-duduk dan tidak jadi apa-apa. Namun harus mampu menjadi mitra utama dalam mendukung pembangunan IKN Nusantara.

“Bahwa kita ini sebagai beranda ibukota negara, juga sebagai teras ibukota negara. Tapi kita warga Balikpapan tidak mau jadi beranda, kita tidak mau jadi teras saja, kita harus bisa menjadi mitra utama IKN. Karena kalau kita cuma jadi beranda atau jadi teras, cuma jadi tempat orang duduk dan kita tidak jadi apa-apa,” ungkapnya.

Untuk menjadi tuan di rumah sendiri, harus didukung dengan kemampuan dan kompetensi masing-masing putra daerah, jangan hanya menunggu kemudian perusahaan ada masuk, terus kita direkrut.

“Misalnya di proyek RDMP sedang membutuhkan tenaga untuk tukang las, tapi kita tidak punya keahlian atau kompetensi di bidang itu. Maka kemudian kita tidak direkrut,” tuturnya.

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Balikpapan mencatat, jumlah penduduk pada tahun 2022 ini mengalami peningkatan sebanyak 6 ribu jiwa. Yaitu sebelumnya hanya 710.000 jiwa lebih dan saat ini telah mencapai 704.110 jiwa.

“Dengan penambahan 6 ribu jiwa, itu masih normal. Sebab belum ada penambahan signifikan,” ujar Kepala Disdukcapil Balikpapan, Hasbullah Helmi

Helmi menjelaskan, nantinya dipredisi pendatang akan masih terus bertambah. karena Balikpapan ini kota berkembang, tentu diminati masyarakat.

Menurut Helmi, kota Balikpapan telah memiliki infrastruktur yang bagus. Ditambah adanya Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) atau perluasan kilang Balikpapan. Pasti akan menjadi daya tarik tersendiri. Kemungkinan tahun ini masih akan bertambah. Apalagi perlahan pembangunan IKN dimulai.

“Banyak pendatang yang memilih untuk menetap. Sebab, Balikpapan juga diproyeksi akan menjadi salah satu kota penyangga IKN. Dari total penduduk hingga akhir tahun ini mayoritas berjenis kelamin laki-laki, yakni 51 persen atau kurang lebih sebanyak 359.860 jiwa,” jelasnya. 

“Sementara untuk perempuan kurang lebih 344.250 jiwa atau 49 persen, kemudian untuk usia produktif ada 88 persen atau kurang lebih 617.966 jiwa,” tambahnya.

Dirinya menambahkan, untuk jumlah bayi baru lahir itu, rata-rata per hari mencapai 30 bayi. Jadi sebulan itu bisa mencapai 900 hingga 1.000 bayi per bulannya.

“Jadi jumlah bayi baru lahir dan orang yang meninggal tidak berbanding jauh. Makanya peningkatannya tidak terlalu signifikan, masih normal saja,” tuturnya. 

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version