Kecelakaan Lalu Lintas Naik 8 Kali Lipat, Hingga 4 Korban Jiwa per Jam

Kecelakaan maut di Simpang Lima MUara Rapak Balikpapan
Kecelakaan maut di Simpang Lima MUara Rapak Balikpapan

JAKARTA, Inibalikpapan.com — Angka kecelakaan lalu lintas nasional melonjak drastis pada tahun 2024, memicu keprihatinan mendalam dari Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil.

Berdasarkan data resmi Korlantas Polri, tercatat 1.150.000 kasus kecelakaan terjadi sepanjang tahun lalu—naik hampir 8 kali lipat dibandingkan tahun 2023 yang mencatat 152 ribu kasus.

Nasir menyebut lonjakan ini sebagai alarm kegagalan tata kelola transportasi nasional, bukan semata-mata akibat pelanggaran individu pengendara.

“Angka ini tidak bisa hanya dilihat dari sisi kesalahan pengguna jalan. Ini cermin dari masalah sistemik: dari ketidaktertiban di jalan, lemahnya regulasi, hingga ketimpangan antara pertumbuhan kendaraan dan kapasitas infrastruktur jalan,” ujar Nasir dilansir dari laman DPR.

Pertumbuhan Kendaraan Tidak Seimbang dengan Infrastruktur

Menurut politisi Fraksi PKS itu, salah satu penyebab utama meningkatnya angka kecelakaan adalah pertumbuhan kendaraan bermotor yang tidak diimbangi dengan perluasan atau perbaikan infrastruktur jalan. Ia menyoroti lemahnya kontrol atas arus masuk kendaraan yang berdampak langsung pada keselamatan lalu lintas.

“Ruas jalan kita itu segitu-gitu saja, tapi kendaraan terus bertambah. Ini bukan hanya soal transportasi, tapi juga terkait Kementerian Perdagangan dan Perindustrian. Masuknya kendaraan itu ada ‘cuan’-nya. Kalau tidak menguntungkan, tidak mungkin masuk,” kritik Nasir tajam.

Tak hanya itu, Nasir juga menyoroti minimnya koordinasi antarinstansi, terutama dalam hal pemeliharaan infrastruktur. Ia mencontohkan bagaimana proyek galian utilitas seperti dari Telkom atau PDAM seringkali merusak jalan tanpa restorasi yang layak, yang pada akhirnya memicu kecelakaan.

“Sering jalan yang sudah bagus digali, lalu ditimbun ala kadarnya. Malam hari, pengendara bisa terperosok. Ini bukan lagi soal kecelakaan biasa, ini soal kelalaian sistemik,” kata Nasir.

BACA JUGA :

Sindiran Tajam: “Kecelakaan Jangan Dianggap Pengurang Kemiskinan”

Nasir juga menentang keras narasi sinis yang menyebut kecelakaan sebagai ‘pengurang angka kemiskinan’. Menurutnya, sikap semacam ini menunjukkan degradasi moral dan minimnya empati terhadap nyawa manusia.

“Bayangkan, 8 kali lipat kenaikannya. Itu memilukan. Tapi ada yang mengatakan, ‘nggak apa-apa Pak Nasir, kan itu mengurangi angka kemiskinan’. Ini menyakitkan,” ucapnya dengan nada geram.

Nasir menegaskan bahwa solusi terhadap persoalan lalu lintas tidak bisa ditangani secara sektoral. Ia menekankan perlunya perencanaan lintas sektor yang kolaboratif dan strategis antara Korlantas, kementerian teknis, serta seluruh pemangku kepentingan.

“Selama ini masing-masing instansi hanya sama-sama kerja, bukan kerja sama. Padahal, variabelnya tidak tunggal. Harus ada sinergi nasional,” ujarnya.

Fakta Mengerikan: 3–4 Korban Jiwa per Jam

Menurut laporan Korlantas, sepanjang 2024, tercatat lebih dari 27.000 korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas—setara dengan 3 hingga 4 orang kehilangan nyawa setiap jam. Ini menjadikan kecelakaan lalu lintas sebagai salah satu penyumbang utama angka kematian non-alamiah di Indonesia.

Tinggalkan Komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses