BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Mengembangkan  potensi masyarakat pesisir di Kelurahan Kariangau,  Pertamina Marketing Operation Region VI Kalimantan melalui Depot LPG membantu pembangunan Resto Apung  dan pengembangan keramba kepiting di Jembatan Ulin Rt 01 dan 02 Kelurahanan Kariangau, Balikpapan Barat, Minggu (21/7/2019).

Bantuan CSR ini merupakan komitmen Pertamina untuk pengembangan wisata dan pemberdayaan masyarakat melalui program Ekowisata Mangrove Kariangau.

Peresmian resto apung di jembatan ulin Kariangau, dilakukan Walikota Balikpapan Rizal Effendi bersama Operation Head Depot LPG Balikpapan Ali Akbar dan Ketua Kelompok Nelayan setempat Solleh disaksikan tokoh masyarakat dan nelayan.

Ali Akbar  menjelaskan  program CSR Depot LPG Balikpapan dilaksanakan karena melihat potensi pemberdayaan masyarakat dan pengembangan wisata di kawasan jembatan ulin Kariangau.  Selain itu pihaknya akan terus melakukan pembinaan dan evaluasi program ini agar terus berkelanjutan.

“Program CSR yang dilaksanakan berupa budidaya kepiting bakau, pelatihan pembuatan produk makanan olahan, dan pembangunan rumah makan berbentuk perahu senilai Rp200 juta yang menjadi tempat pemasaran hasil produk tambak dan makanan olahan buatan masyarakat,” jelasnya.

Dalam pelaksanaan bantuan CSR ini Pertamina yang bekerjasama dengan Econatural berupaya selalu melibatkan masyarakat mulai tahap perencaaan hingga pelaksanaan.

Pembangunan keramba dan rumah makan tersebut dikerjakan secara gotong royong oleh masyarakat Kariangau, sehingga diharapkan akan menumbuhkan rasa memiliki dari masyarakat terhadap bantuan yang telah diberikan oleh Pertamina. 

Usai peresmian Wali Kota Rizal Effendi bersama Pertamina, kelompok nelayan dan tokoh setempat termasuk jurnalis menikmati hidangan kelompok nelayan Semangat Baru seperti kepiting, pempek, minuman Saraba.

Menikmati hidangan di atas Resto Apung, Jembatan Ulin Kariangau

Ketua Kelompok Nelayan Semangat Baru Rt02 dan 01 Kelurahan Kariangau Solleh mengatakan dengan adanya resto apung dan pengembangan budidaya kepiting akan memberikan penghasilan bagi ibu-ibu rumah tangga maupun nelayan.

“Sejak adanya dampak itu (tumpahan minyak) penghasilan menurun. kelompok nelayan ini   ada yang sambilan nukang, pekerja kebersihan di perusahaan nah malamnya aktivitas nelayan. Dengan ada resto Apung ini akan penghasilan tambahan,” tuturnya

Saat laut masih bersahabat dan tidak banyak areal laut dikuasa perusahaan, nelayan jaring ikan dan kepiting  menurut Solleh memiliki penghasilan minimal Rp200 ribu perhari.

“ Sekarang ini 3 hari kita hanya mampu menghasilkan uang Rp250 ribu. Tapi kami tidak menyerah berjuang karena ada tanggung pendidikan untuk anak-anak,”kata Solleh yang tingal sejak tahun 1960 dengan keseharian menjala ikan.

Sementara itu,  Wali Kota Rizal Effendi berharap keberadaan rumah makan apung di Kariangau mampu menjadi ikon wisata baru di wilayah Kariangau dan dapat berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Kariangau. 

“ Keberadaan resto dan keramba kepiting diharapkan membantu ekonomi masyarakat sekitar. Sehingga mereka tidak kehilangan dari tangkapan yang berkurang tapi dari sektor lain ada disamping kita pengembangan pariwisata. Saya kira disini bagus didukung , mangrove, dan suasana sehingga baik untuk kepariwisatan,” katanya usai peresmian.

Untuk ke lokasi ini jika menggunakan speedboad Kampung Baru hanya memerlukan waktu 10 menit saja. Sedangkan untuk jalur darat dari pusat kota ke lokasi sekitar 21 km atau membutuhkan waktu 45 menit.

Soal akses melalui laut ini, menruut Rizal dari sisi pariwisata  itu menjadi bagian dari keindahan dan kenyamanan. “Kalau lewat darat saja kan biasa-biasa saja kalau lewat laut naik kapal ada sisi lain,” tuturnya.

Rizal juga berpesan agar masyarakat terus aktif menjaga kelestarian mangrove di wilayah tersebut, karena selain melindungi lingkungan, mangrove juga merupakan sumber pakan untuk kepiting yang dibudidayakan, sehingga keberlangsungan program ini juga sangat bergantung pada kelestarian kawasan mangrove itu sendiri.

Dalam kesempatan yang sama, Rizal bersama rombongan mengunjungi keramba dan melakukan penebaran bibit kepiting serta menyerahkan secara simbolis bantuan bibit mangrove yang akan ditanam untuk menambah kelestarian kawasan.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version