BALIKPPAPAN, Inibalikpapan.com – Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Syailendra mengungkapkan, meski sejumlah daerah kembali melakukan pembatasan akibat kasus covid-19 melanjak namun tidak serta-merta mematikan dunia usaha.

Dia mencontohkan, ritel justru omsetnya meningkat hingga 400 persen. Meskipun tidak berjualan secara ofline. Karena ada pembatasan yang dilakukan Pemerintah Daerah. Ritel-ritel justru bekerjasama dengan jasa pengiriman seperti ojek online.

“Cara memasarkan kan tidak hanya luring (onlie) begini. Kan tidak mati ada kerjasama dengan jasa pengiriman seperti Gojek, Grab,” ujar Syailendra di Balikpapan, Selasa (22/12)

Menurutnya, meskipun ada penerapan pembatasan namun masyarakat juga tetap harus berbelanja untuk kebutuhan memasak atau berbelanja makan jadi. “Kan dengan PSBB tetap kita makan di rumah, gak ada yang gak makan,”katanya.

“Tetap beli juga, Ada makanan jadi, ada belanja pasar, kan tidak bisa berhenti. Jalan keluarnya itu jadi ada yang offline ada yang online,”lanjutnya.

Dia mengakui, ketika diawal pandemi covid-19, memang cukup memukul dunia usaha khususnya sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Termasuk pedagang di pasar tradisional juga terkena dampaknya hingga 30 persen.

“Kalau yang offline iya (terdampak) bahkan ada yang ritel itu 20-80 persen turun. Pasar rakyat itu turun omsetnya 30-an persen, yang dagang turun 30 persen,” sebutnya.

Dia menambahkan, Kemendag kini terus melakukan pengembangan inkubator kewirausahaan dengan menggaet kalangan muda di Kaltim. “Kita sudah melatih inkubator, fasilitator untuk wilayah Kaltim ini,” ungkapnya.

“Banyak anak-anak muda, supaya dia melatih lagi di Balikpapan, pokoknya di wilayah Kaltim supaya nanti bisa berjualan online lagi dia.” tukasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version