BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mewaspadai melonjaknya COVID-19 Varian Arcturus pada libur panjang lebaran.

Hal itu disampaikan juru bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril. Masyarakat yang mengalami gejala COVID-19 untuk tidak melakukan kontak dengan orang lain dan gunakan masker.

“Masyarakat agar aktif kembali memakai masker, terutama untuk orang yang sedang sakit (flu), orang yang kontak erat dengan orang yang sedang sakit, dan apabila kita berada di keramaian dan kerumunan. Tidak lupa jaga kesehatan untuk mencegah kasus kembali naik,” ujarnya.

Seperti diketahui, kenaikan kasus COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir dipicu oleh varian baru sub varian Arcturus atau XBB 1.16 yang sangat menular.

Sejumlah gejala dari varian ini antara lain kasus konjungtivitis (mata merah) terutama pada anak-anak, Demam atau menggigil, Batuk, Sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, kehilangan rasa atau bau, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, dan diare.

“Kita wajib menjaga kelompok lanjut usia sebagai kelompok yang rentan tertular dan masuk rumah sakit,” ujarnya

Di sejumlah negara yakni Singapura dan India telah meminta warganya untuk kembali menggunakan masker sebagai upaya pencegahan. Khususnya lanjut usia dan belum vaksin.

“Sub varian ini banyak ditemukan di India. Jika ditilik dari sejarah naik dan turunnya kasus COVID-19, Indonesia selalu mengikuti pola yang terjadi di India yang saat ini mengalami lonjakan kasus yang tajam,” terang dr Syahril.

India mengalami lonjakan kasus hingga 20 persen dalam sehari pada Kamis (21/04/2023), dengan jumlah kasus baru per hari mencapai lebih dari 12.500.

“Sejarah juga menunjukan di Indonesia kasus COVID-19 melonjak bukan karena perjalanan dan hari libur tapi karena adanya varian baru. Untuk itu masyarakat jangan lengah. Ayo kita pakai masker lagi dan hidup sehat,” tutup dr Syahril.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version