BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — Budidaya porang saat ini menjadi salah satu usaha pertanian dengan potensi menjanjikan di Kalimantan Timur.

Seorang petani porang Temang Dwi Harto Putro bahkan melirik potensi porang dengan serius sejak Agustus 2020. Pasalnya, selain efek pandemi yang cukup menyulitkan bisnis kuliner, sektor pertanian juga dianggap tidak terdampak Covid-19.

Temang mengungkapkan modal penanaman porang tergolong tinggi karena biaya bibit dan perawatan untuk pupuk cukup besar dalam satu hektare lahan dengan masa panen dua tahun.

“Satu hektare membutuhkan sekitar Rp157 juta, tapi potensinya sangat menjanjikan,” katanya dalam paparannya mengenai porang kepada Perhimpunan Petani Porang Kalimantan Timur (P3KT) wilayah Balikpapan, belum lama ini.

Temang memaparkan, penanaman dengan sistem tanam tumpang sari membutuhkan 15 ribu tanaman untuk satu hektare lahan. Kemudian, sebanyak 40 ribu tanaman apabila menggunakan metode penanaman tanpa tumpang sari. Adapun, alasan Temang menanam porang adalah karena perawatan yang dianggap tidak membutuhkan waktu panjang sehingga melatarbelakangi Temang merintis lahan terbuka seluas 7 hektare di Salok Api Darat dan 6 hektare di Lamaru Balikpapan untuk ditanami porang terhitung sejak Juni 2020 lalu.

“Tanaman ini tidak rewel, 1 hektare (produksi) bisa 80 ton. Kalau harganya anggaplah Rp10 ribu per Kg, berarti 80 ton dapat Rp800 juta, per 2 tahun. Ongkos produksi sekitar Rp150 jutaan,” bebernya.

Perkiraan harga jual tersebut bukan mengada-ada. Dasarnya itu tadi. Permintaan tinggi namun bahan baku terbatas. Bahkan harga porang yang diolah menjadi chip siap ekspor lebih mahal lagi dibanding harga porang segar. Tercatat, luas lahan tanam porang di Kaltim oleh petani yang tergabung dalam koperasi mencapai 200 hektare. Jumlah itu dirasa kurang. Pasalnya, karena itu P3KT sedang merintis pembangunan pabrik dengan menarik investor. Cara dengan banyak melibatkan petani untuk bertani porang organik dengan baik dan benar.

“Idealnya (luas tanam) minimal 400 hektare tanaman aktif untuk membangun pabrik (agar ketersediaan bahan baku terjaga),” tutur Temang yang juga masuk dalam dewan pakar P3KT Balikpapan.

Ia pun berharap, area tanam porang di Kaltim semakin meluas dan semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan kesempatan emas dari bertani porang apalagi dengan dukungan emerintah pusat atas produk pertanian yang berorientasi ekspor.

“Semboyan P3KT Beli Bibit di Kaltim Tanam di Kaltim Olah di Kaltim Export dari Kaltim. Majulah Petani Porang Jayalah Indonesia, ” tukasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version