BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Sebagai negeri asal usul batik, Indonesia tak pernah kekurangan motif. Ragam pola yang beredar, hampir sama banyaknya dengan jumlah kota yang ada. Uniknya, tiap daerah memiliki motif yang khas. Batik asal Kalimantan biasanya mengambil tema alam, hutan rimba, maupun seni dan budaya lokal. Belum lama ini Rumah Kreatif Balikpapan mengeluarkan motif batik tulis yang terinsipirasi dari bakau. ‘Jejeran Buah Mangrove’ nama motif ini bisa menjadi pilihan Anda, pecinta batik.

Hutan bakau atau mangrove menginspirasi tangan terampil Komunitas Batik Tulis Mangrove di Rumah Kreatif Balikpapan (RKB). Bulir-bulir kuning, hijau dan cokelat membentuk pola yang menawan di tangan para pengrajin ini. Jejeran Buah Mangrove telah dinobatkan sebagai satu dari tiga motif yang melambangkan kemajemukan Balikpapan pada lomba Desain Batik tahun lalu.

Mangrove menginspirasi pembuat batik di Balikpapan. Foto: setiyono
Mangrove menginspirasi pembuat batik di Balikpapan. Foto: setiyono

Keberadaan motif ini semakin memperbanyak kazanah batik di Balikpapan, menuju kota tujuan wisata. Sebelumnya, kita telah mengenal batik Ampiek, Shaho atau Sasirangan. Batik tulis lahir dan menjadi identitas kota multikultur.

Rumah Kreatif Balikpapan RKB adalah wadah bagi pengrajin dengan bermacam kreativitas yang dikembangkan. Penyandang disabilitas mendapatkan tempat meningkatkan life skill. Aalagi, batik tulis cukup diminati masyarakat lokal, wisatawan domestik dan luar negeri.

Sejumlah hasil karya perajin Rumah Kreatif Balikpapan. Foto: setiyono

Mulanya, Chevron Indonesia Company yang merangsang pertumbuhan geliat membuat batik di daerah operasinya melalui program, Coorporate Social Responsibility (CSR). Program ini terus berjalan dengan memberdayakan ibu rumah tangga dan penyandang disabilitas di Balikpapan.

Awalnya, komunitas ini mengenalkan 10 motif batik. Yaitu, Layar Daun Ulin, Taburan Daun Ulin , Pasak Bumi Besar, Pasak Bumi Kecil, Lengkung Tameng Borneo, Lilis Kantong Semar, Masih Ada Harapan, Taburan Anggrek Hitam Borneo, dan Kuntum Anggrek Hitam.

Tidak hanya memproduksi batik yang memang menjadi komoditi unggulan. Semua pengrajin juga dibekali kreativitas lain, seperti daur ulang plastik yang menghasilkan banyak produk. Ada tas, bunga, keset, baju boneka sampai gantungan kunci.

Sebutan friendly environment pas untuk karya-karya yang dihasilkan RKB. Batik sebagai primadona menggunakan pewarna alami dari akar-akar tumbuhan yang dibudidayakan di Taman Kota Telaga Sari. Begitu juga dengan daur ulang plastik yang menghasilkan karya bernilai ekonomis.

Saat ini RKB sedang mengembangkan tenun Ulap Doyo, kekayaan seni masyarakat Dayak Benuaq. Selendang, kemeja, kebaya hingga tas dari serat daun pandan panjang tersebut akan Anda jumpai. Tenun tradisional yang mendunia ini juga dikenal memiliki banyak ornamen khas.

Sebagai bentuk kepedulian pelestarian budaya dan menjaga keberlangsungan batik khas Balikpapan, RKB juga membuka kesempatan masyarakat umum belajar membatik. Di workshop sekaligus pusat pemasaran produknya, sudah dibuka kelas pemula bagi masyarakat atau wisatawan.

Anda akan diajarkan dari proses awal, mulai membuat pola atau motif, menyanting sampai rangkaian proses pewarnaan.  Program ini juga menyasar sekolah yang ingin memberi tambahan ekstrakurikuler bagi siswa-siswinya.

Sumber: Discover Balikpapan

 

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version