BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com – Mengenang 40 hari Tragei Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang dan ratusan harus menjalani perawatan, PSSI menegaskan komitmennya untuk melakukan transformasi sepak bola Indonesia.

Diharapkan, momentum mengenang 40 hari Tragedi Kanjuruhan menjadi usaha untuk merekatkan kembali solidaritas semua pelaku sepak bola sekaligus mengembalikan tujuan sebagai olahraga yang menghibur.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan. Dia berharap tragedi kelam dalam dunia sepak bola ini tidak pernah terulang lagi di masa depan. 

“Atas nama pribadi dan segenap pengurus PSSI, saya menyampaikan rasa belasungkawa sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga korban baik yang meninggal maupun yang mengalami luka-luka dalam tragedi yang terjadi di stadion Kanjuruhan 1 Oktober lalu,” ujarnya dilnsir dari laman PSSI>

Iriawan memahami peristiwa itu meninggalkan luka dan duka yang sangat mendalam bukan saja pada keluarga korban. Melainkan juga kepada para pengurus PSSI, dan seluruh rakyat Indonesia yang mencintai sepak bola. 

“Sepak bola adalah suatu olahraga yang dibalut seni dan keindahan yang tidak boleh dinodai oleh kekerasan, apalagi menyebabkan hilangnya nyawa, hilangnya kehidupan. Momentum itu sebaiknya kita gunakan untuk kembali merekatkan solidaritas kita semua,” ujar Iwan.  

Terkait tragedi Kanjuruhan itu, Iwan menyatakan PSSI telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Ini sebagai wujud rasa duka dan simpati yang diharapkan dapat meringankan rasa duka  keluarga korban. 

Iwan juga menyampaikan bahwa sejak awal kejadian, PSSI telah melakukan langkah-langkah awal dengan mendatangi lokasi dan berkunjung ke keluarga korban.  

Saat ini sejumlah langkah telah dilakukan PSSI terkait Tragedi Kanjuruhan, antara lain dengan membentuk gugus tugas (task force) menggandeng badan sepak bola dunia (FIFA). 

“Hal ini dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan pengendalian massa dan langkah-langkah keamanan. Gugus tugas gabungan juga akan mencakup anggota Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) serta polisi dan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan dan Kementeria Pekerjaan Umum,” kata Iwan.

Selanjutnya, dia menegaskan bahwa rekomendasi baik dari Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) maupun dari Komnas HAM, sudah diterima PSSI dan sedang dipelajari untuk ditindaklanjuti. 

“Kami telah menjalankan salah satu rekomendasi yang dikeluarkan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yaitu rekomendasi untuk dilakukan Kongres Luar Biasa yang kami sampaikan sebagai hasil rapat EXCO untuk mempercepat KLB,” ujar Mochamad Iriawan. 

“Keputusan KLB juga didasarkan keinginan agar kompetisi sepak bola, sebagai marwah sepak bola, dapat bergulir kembali,” kata dia menambahkan. 

“Perlu kami sampaikan bahwa semua langkah-langkah yang kami lakukan didasarkan pada Statuta dan Regulasi PSSI yang dibuat sesuai pedoman yang disediakan oleh FIFA sebagai regulator tertinggi di bidang sepak bola dunia. Langkah-langkah yang kami lakukan juga sesuai dengan arahan Bapak Presiden, PSSI, FIFA, Polri dan Kementerian kementerian terkait (Tim Task Force),” kata Iwan.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version