BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Diusianya yang menginjak ke-126 tahun,  Kota Balikpapan tak hanya maju dalam pembangunan tapi memiliki beberapa pekerjaan rumah (PR) yang harus dihadapi.

Belum lagi sebagai penyangga IKN,  Kota ini bukan menjadi sekedar lokasi transit, tapi menetap bagi para pendatang dari luar daerah yang bekerja.

Para pekerja yang ribuan tersebut berdatangkan ke Kota yang dijuluki Kota beriman, terkadang ada yang membawa keluarga dari kampung. Namun, ada juga yang datang ke Balikpapan hanya seorang diri mesti telah berkeluarga. 

Pernahkan terbersit dipikiran kita bagaimana jika mereka yang berkeluarga ingin menyalurkan hasrat kebutuhan biologisnya. Kota ini sejatinya dulu pernah memiliki dua lokalisasi yakni lokalisasi Manggar Sari dan lokalisasi Km 17. Kedua tempat ini sudah ditutup oleh Pemimpin Kota Balikpapan demi mewujudkan Kota Balikpapan Mahdinatul Iman. 

Media ini pun melakukan penelusuran terkait maraknya prostitusi online di Kota Beriman, bukan di kedua eks lokalisasi tersebut, tapi menggunakan istilah aplikasi  berwarna ‘hijau’ atau MiChat.

Ya, aplikasi yang menjadi langganan para pria butuh kehangatan sesaat tersebut kerap digunakan untuk sekedar menyalurkan hasrat semalam. Penggunaannya aplikasinya pun terbilang mudah.

Aplikasi MiChat kerap disalahgunakan oleh sebagian orang untuk menyalurkan jasa prostitusi. Dari aplikasi ini para ladies membuka layanan pemuas nafsu secara online.

Keunggulan aplikasi MiChat yakni memiliki fitur “People Nearby” untuk menemukan pengguna lain disekitar kita. Disinilah kerap dimanfaatkan oleh para ladies untuk memasarkan diri terhadap jasa esek-eseknya.

Bahkan mereka ada yang secara terang-terangan menjual diri dan banyak juga yang menggunakan istilah atau kode rahasia. Melalui istilah atau kode nakal ini, lelaki hidung belang tidak perlu lagi basa- basi untuk menanyakan tarif jasa ataupun layanan si ladies tersebut. Biasanya kode nakal ini dipasang di profil MiChat ataupun status pribadi.

Memang hampir sebagian lelaki hidung belang cukup paham mengenai kode nakal tersebut, namun tak sedikit pula yang belum mengetahui maksud dari kode nakal itu.

Beberapa lokasi eksekusi pun kerap digunakan sebagai lokasi transaksi prostitusi ditempat mulai dari Kost, penginapan berlebel Red Doorz dan OYO, hingga Hotel kelas melati hingga berbintang. Namun, ada juga PSK Online yang bisa dibawa ke tujuan yang konsumen mau.

Dari penelusuran, sejumlah wilayah di Kota Balikpapan menjadi lokasi transaksi. Misal Di Balikpapan Barat, mereka pekerja seks melalui MiChat ini bisa menggunakan Kost-Kost sekitar Baru Tengah dan Margomulyo, Penginapan disekitar Margasari dan Baru Ilir dengan nominal yang berbeda dari Rp 300 Ribu hingga Rp 500 ribu sekali main atau Short Time (ST) sekitar 1-2 jam dan Rp 800 ribu hingga Rp 1 juta jika Long Time (LT) atau 4 jam.

Sedangkan wilayah lainnya yang kerap dijadikan lokasi transaksi yakni di Balikpapan Tengah, di wilayah ini cukup banyak juga tempat lokasi biasa pekerja seks ini menunggu konsumennya seperti penginapan dan hotel sepanjang Jalan Ahmad Yani dan Jalan Mayjen Sutoyo, apartemen di Gunung Sari Ulu. Kisaran harga juga tidak jauh beda dari daerah lain.

Selanjutnya di Kecamatan Balikpapan Kota, wilayah dimana menjadi pusat perekonomian Kota ini juga banyak dijumpai lokasi-lokasi dimana PSK online ini stan by. Seperti penginapan Red Doorz dan Hotel dari kelas melati dan bintang sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Ars Muhammad. Biaya untuk ST dan LT juga rata-rata sama, beruntung jika masih bisa dikomunikasikan kembali,harga yang disetujui bisa kurang.

Kemudian di Kecamatan Balikpapan Selatan juga tersebar dibeberapa lokasi seperti penginapan dan Hotel di Jalan MT Haryono Damai Bahagia, Hotel Kelas melati di Jalan Ruhui Rahayu Gunung Bahagia hingga Kost sepanjang Jalan Marsma R Iswahyudi, Sungai Nangka.

Tak mau kalah dengan kecamatan lainnya, di Balikpapan Utara juga banyak dijumpai lokasi stan by bagi penyedia jasa esek-esek, mulai dari Kost di Inpres IV Muara Rapak, Kost di Gunung Samarinda dan Gunung Samarinda Baru, hingga Hotel kelas melati di Graha Indah.

Untuk biaya rata-rata baik ST dan LT sama setiap kecamatan, jika beruntung usia pekerja seks yang didapat ada yang mulai 19 tahun hingga 45 tahun.

Seperti Tiara (23) bukan nama sebenarnya, gadis manis yang ditemui pewarta di salah satu Hotel di kawasan Ruhui Rahayu Gunung Bahagia ini mengaku, dalam sehari bisa melayani tiga hingga lima pelanggan ST dengan menggunakan aplikasi MiChat selama rentan waktu 24 jam.

“Tiga sampai lima kali mas, saya gak ambil yang LT, cuma ST karena durasi bermainnya 1-2 jam,” aku Tiara kepada media, Selasa (7/2/2023).

Disinggung soal tarif, Tiara mengaku awalnya menyodorkan tarif Rp 750 ribu untuk ST dengan layanan Full servis, tak pakai pengaman. Namun, tarif tersebut bisa turun sesuai dengan kesepakatan yang ditentukan dalam percakapan di MiChat.

“Terkadang ada juga mas yang cuma nanya-nanya, harga diturunkan dan didealkan malah gak nongol-nongol orangnya di penginapan atau hotel,” kata perempuan yang bermukim di Jalan Soekarno Hatta, Balikpapan Utara ini.

Tiara mengaku sejak Kota ini ramai didatangi pendatang dan pekerja dari luar daerah, orderan yang didapatnya terbilang naik, biasa dalam rentan waktu 24 jam hanya bisa melayani satu hingga dua konsumen, tapi saat ini malah naik tiga hingga lima konsumen.

“Ada berkahnya juga tapi ya harus lebih ekstra jaga kesehatan,” kata Tiara tersipu.

Gadis kelahiran tahun 2000 lalu ini sudah menggeluti pekerja seks komersil melalui MiChat sejak usia 19 tahun, selain membantu perekonomin keluarga juga untuk mendukung gaya hidup.

“Tuntunan ekonomi, saya juga masin ada orang tua tapi sudah tidak bekerja,” katanya.

Tiara mengaku, tidak stan by di satu lokasi saja, tapi berpindah-pindah bisa ke Hotel di kawasan Ruhui Rahayu dan pindah ke Hotel di kawasan Jalan Mayjen Sutoyo Gunung Malang. Untuk tarif hotel lebih murah biasanya Tirta mengajak teman sesama profesinya untuk join. Misal masuk chek in pukul 14.00 wita, Tiara harus keluar hotel pukul 06.00 wita kemudian dilanjutkan teman join seprofesinya yang menggunakan kamar tersebut untuk menunggu dan main dengan konsumen hingga pukul 12.00 wita untuk chek out.

“Kita join gantian pakai kamar supaya biayanya lebih murah, tau sendiri kan mas, kita pasang tarif Rp 750 ribu untuk ST malah ditawar Rp 500 ribu bahkan lebih sadis hingga Rp 300 ribu untuk ST,” akunya.

Senada disampaikan Rizka (28), ladies yang menggunakan aplikasi MiChat ini juga mengaku, konsumennya ada peningkatan biasa hanya melayani dua orang selama retan waktu 24 jam, tapi saat ini bisa melayani 6 konsunen dengan rentan waktu yang sama.

“Memang naik, kebanyakan pekerja yang jauh dari keluarganya,” kata Rizka saat ditemui disalah satu penginapan di Balikpapan Tengah.

Rizka mengaku lebih senang melayani konsumen yang lebih mapan atau usia sekitar 30-45 tahun karena kerap diberi uang tips lebih jika pelayanan yang diberikan full maksimal.

“Beda kalau yang usia muda banyak maunya tapi jarang kasih tips tambahan,” kata perempuan bertubuh seksi ini.

Baik Tiara dan Rizka hanya segelintir ladies yang menggunakan aplikasi MiChat, disatu sisi mereka mendapatkan penghasilan dari kerjanya, namun disisi lain tak selamanya pekerjaan tersebut bisa dijalani. (*)

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version