BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com-  Satu lagi korban meninggal akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Balikpapan pada Minggu (24/01/2016), sehingga dalam bulan Januari ini menjadi dua anak yang meninggal, sedangkan bulan sebelumnya (Desember 2015) terdapat 1 korban meninggal.

Satu korban meninggal DBD itu adalah seorang anak yang tinggal di Kelurahan Telaga Sari RT 30, Kecamatan Balikpapan Kota, Balikpapan. Kuat dugaan, nyamuk DBD ini merupakan pindahan dari wilayah RT 36 di kelurahan yang sama, karena sebelumnya juga ada korban meninggal akibat DBD pada awal tahun 2016.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Suheri kepada Inibalikpapan.com akan melakukan pengecekan lagi terhadap korban meninggal akibat DBD. “Kami akan cek lagi. Kami tentu sangat prihatin dengan masih adanya korban DBD ini,” katanya Senin (25/01/2016).

Berdasarkan data di DKK Balikpapan, saat ini jumlah kasus DBD sebanyak 103 kasus hingga minggu kedua Januari 2016. Sementara korban meninggal dunia sebanyak 2 jiwa di tahun 2016, dan satu di akhir tahun 2015. Untuk mencegah bertambahnya korban karena DBD ini, pemerintah akan melaksanakan program gerakan serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) pada 31 Januari mendatang.

“Gerakan serentak PSN ini dilaksanakan di seluruh kelurahan dan kecamatan kota Balikpapan. Disediakan 400 kilo abate untuk ditebar,” jelas Suheri.

Selain gerakan serentak PSN, kata Suheri, juga akan dilakukan  penyuluhan dan fogging (pengasapan) di daerah endemis juga terus dilakukan untuk menekan angka penderita DBD.

“Pada tahun ini pemerintah mengalokasikan anggaran penanggulangan penyakit DBD Rp2,5 miliar,” katanya.

PEMBERANTASAN NYAMUK DENGAN 3M PLUS

Hingga saat ini belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan dari serangan penyakit DBD. Karena itu, cara yang paling efektif dan efisien untuk mencegahnya yakni dengan PSN 3M Plus, yaitu:

Pertama, menguras antara lain membersihkan tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum, penampung air lemari es, dan lain-lain. Dengan mengurasnya, maka jentik-jentik nyamuk tidak sempat berubah menjadi nyamuk, karena sudah kita buang.

Kedua, dengan cara menutup tempat-tempat penampungan air seperti drum, kendi, toren air, dan sebagainya, agar tidak dimasuki nyamuk untuk bertelur.

Ketiga, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

Sementara itu yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan, seperti:

1) Menaburkan bubuk larvasida atau yang kita kenal abate, pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan; 2) Menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, baik yang berupa semprotan maupun bakar, juga dioleskan pada kulit tubuh;

3) Menggunakan kelambu saat tidur, sehingga nyamuk tidak dapat mendekati tempat kita tidur dan membuat kita tidur nyenyak;

4) Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, seperti ikan cupang; 5) Menanam tanaman pengusir nyamuk, misalnya bunga lavender; 6) Mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah; 7) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.

JANUARI MENINGKAT

Waspada DBD. (sumber: www.depkes.go.id)

Kasus DBD muncul di musim pancaroba seperti pada awal tahun di bulan Januari ini dengan datangnya musim penghujan. Untuk itu, masyarakat perlu mengetahui penyebab penyakit DBD, mengenali tanda dan gejalanya agar bisa mencegah dan menanggulangi lebih baik.

Seperti yang disiarkan oleh  Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI dalam situs www.depkes.go.id, DBD disebabkan virus dengue yang ditularkan dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk aedes. Aedes aegypti merupakan vector paling utama sebagai nyamuk penular di seluruh pelosok Indonesia termasuk di Balikpapan, kecuali di daerah ketinggian di atas 1000 dpl (di atas permukaan laut).

Pada penelitian membuktikan nyamuk Aedes aegypti menjadi vector utama terutama di daerah perkotaan. Nyamuk ini biasanya mengigit dalam rumah, dan proses pengigitannya pada siang hari oleh nyamuk  betina.

Satu lagi nyamuk yang menjadi vector adalah jenis Aedes albopictus. Nyamuk ini sering terdapat di daerah-daerah pedesaan, namun tidak tertutup kemungkinan penyebarannya terjadi di perkotaan. Proses penggigitannya berlangsung di luar rumah, kendati kasusnya gigitannya tidak sebanyak nyamuk Aedes aegypti yang kita kenal selama ini.(rahmatandy)

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version