Para Penyintas Auschwitz Ingatkan Bahaya Meningkatnya Antisemit
OSWIECIM, Polandia, inibalikpapan.com – Para penyintas Auschwitz memperingatkan bahaya meningkatnya antisemit pada Senin, 27 Januari 2025.
Perwakilan penyintas katakan saat mereka memperingati ulang tahun ke-80 pembebasan kamp genosida Nazi Jerman oleh pasukan Soviet dalam salah satu pertemuan terakhir mereka yang mengalami kengeriannya.
Upacara di lokasi kamp dihadiri oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Raja Inggris Charles, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan banyak lagi. Macron, Presiden Polandia Andrzej Duda dan banyak pemimpin lainnya.
Mereka tidak menyampaikan pidato, melainkan mendengarkan, mungkin untuk terakhir kalinya, oleh mereka yang menderita dan menyaksikan secara langsung salah satu kekejaman terbesar umat manusia.
Israel mengutus Menteri Pendidikan Yoav Kisch.
“Kita melihat peningkatan besar dalam antisemit di dunia modern saat ini, dan inilah yang menyebabkan Holocaust kala itu,” kata salah satu penyintas Auschwitz Marian Turski, 98 tahun.
Ia dikirim ke Auschwitz pada tahun 1944 dan selamat dari kematian ke ke Buchenwald pada tahun 1945.
“Jangan takut untuk meyakinkan diri sendiri bahwa kita bisa memecahkan masalah antar negara.”
Para Penyintas Auschwitz Sebut Antisemit Meningkat Sejak Agresi Israel ke Gaza
Dokter pensiunan Leon Weintraub, 99, yang dipisahkan dari keluarganya dan dikirim ke Auschwitz pada tahun 1944, memperingatkan tentang bahaya intoleransi.
“Saya meminta Anda untuk melipatgandakan upaya Anda untuk melawan pandangan yang dampaknya kita peringati hari ini,” katanya.
Penulis dan akademisi Tova Friedman, 86, mengatakan “80 tahun setelah pembebasan, dunia kembali mengalami krisis”.
“Nilai-nilai Yahudi-Kristen kita telah dibayangi di seluruh dunia oleh prasangka, ketakutan, kecurigaan, dan ekstremisme,” katanya, “Dan antisemitisme yang merajalela yang menyebar di antara bangsa-bangsa sungguh mengejutkan.”
Penyintas Auschwitz katakan bahwa antisemit muncul sebagian bersamaan dengan protes terhadap Israel di banyak bagian Eropa, Amerika Utara, dan Australia sejak Israel melancarkan serangannya ke daerah kantong Palestina di Gaza setelah serangan terhadap Israel oleh militan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Ronald Lauder, presiden Kongres Yahudi Dunia, mengatakan pada hari Senin bahwa kebencian terhadap orang Yahudi meningkat dengan latar belakang perang tersebut.
“Kaum muda memperoleh sebagian besar informasi mereka dari media sosial, dan itu berbahaya,”katanya.
Sebelum upacara, yang berlangsung di sebuah tenda di atas gerbang bekas kamp Auschwitz II-Birkenau, para pemimpin menekankan betapa pentingnya melestarikan memori Holocaust.
“Tindakan mengingat kejahatan masa lalu tetap menjadi tugas penting. Dengan demikian kita menginformasikan masa kini dan membentuk masa depan kita,” kata Raja Charles saat berkunjung ke Pusat Komunitas Yahudi di Krakow.
Sementara itu, Duda mengatakan kepada wartawan di kamp tersebut bahwa “kami orang Polandia, yang di tanahnya Jerman membangun kamp konsentrasi ini, kini menjadi penjaga kenangan.”
Kenangan akan kejahatan atas nama gagasan Nazi tentang superioritas ras ini telah menjadi isu politik akut dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini seiring dengan munculnya partai-partai sayap kanan di seluruh Eropa.
Elon Musk Menolak Rasa Bersalah Historis Atas Dosa Masa Lalu
Pada hari Sabtu 25 Januari 2025, Elon Musk membuat pidato video kepada para pendukung AfD (Alternative fuer Deutschland) Jerman partai yang menduduki peringkat kedua dalam jajak pendapat pada pemilihan 23 Februari.
Ia abaikan rasa bersalah historis atas Holocaust.
“Anak-anak tidak boleh bersalah atas dosa orang tua mereka, apalagi kakek buyut mereka,” kata Musk, yang meletakkan karangan bunga di Auschwitz setahun yang lalu.
Aksi tersebut mendorong Perdana Menteri Polandia Donald Tusk untuk mengatakan bahwa “kata-kata yang kami dengar dari para pelaku utama aksi unjuk rasa AfD tentang ‘Jerman Raya’ dan ‘perlunya melupakan rasa bersalah Jerman atas kejahatan Nazi’ terdengar sangat familiar dan mengancam”.
Lebih dari 1,1 juta orang, kebanyakan orang Yahudi, tewas di kamar gas atau karena kelaparan, kedinginan, dan penyakit di Auschwitz.
Sebagian besar dari mereka dibawa dengan kereta barang. Nazi bunuh lebih dari tiga juta dari 3,2 juta orang Yahudi di Polandia.
Secara keseluruhan, antara tahun 1941 dan 1945, Nazi Jerman dan para kaki tangannya secara sistematis membunuh enam juta orang Yahudi di seluruh Eropa di bawah kekuasaan Jerman.
Selain orang Yahudi, Nazi juga berantas kaum gipsi, kaum minoritas seksual, orang-orang cacat, dan orang lain yang menghalangi gagasan Nazi tentang superioritas ras.
BACA JUGA

