BALIKPAPAN, Inibalikpapan.com — PT Pelindo VI Balikpapan menilai jika pembangunanjembatan tol PPU- Balikpapan tetap dilanjutkan akan mengancam keberlangsungan kapal-kapal angkutan termasuk keberadaan Terminal Kariangau Kontainer.

Pihaknya bisa saja mengalihkan proyek perluasan operasional pelabuhan Kariangau ke wilayah lain sebab dikhawatirkan  menimbulkan dampak bagi opeasional pelabuhan yang ada di kawasan Teluk Balikpapan.

Pelindo berencana akan memindahkan sejumlah proyek peningkatan kapasitas di Pelabuhan Peti Kemas Kariangau.

“ Karena dianggap sia-sia ketika lalu lintas laut menjadi tidak lancar akibat pembangunan jembatan tol. Jangan nanti menyesal, tapi kalau tetap dilanjutkan proyek tersebut, mending kita pindahkan saja rencana peningkatan Pelabuhan Kariangau ke Marang Kayu, termasuk juga Pelabuhan Kuala Samboja mending pindah semua,” tandas Direktur Utama PT Pelindo VI (Persero) Farid Padang, saat menghadiri rapat kerja spesifik Komisi VI DPR RI,  Kamis lalu (5/12/2019).

 Farid Padang mengatakan rencana pembangunan jembatan tol Penajam Balikpapan yang saat ini sudah memasuki tahap pelelangan di Kementerian Perhubungan perlu dikaji ulang. Menurutnya ketinggian jembatan yang hanya 50 meter dengan lebar bentar pilang berkisar 7,35 meter akan mengancam kelancaran lalu lintas laut di Teluk Balikpapan.

“Saya harus ditinjau kembali, meskipun saat ini sudah memasuki tahap lelang harus konsep yang telah dibuat dapat diubah,” tandasnya.

Rencana pembangunan jembatan tol Balikpapan Penajam yang telah dalam proses lelang tersebut hingga saat ini masih menimbulkan protes dari sejumlah pengusaha kapal termasuk Pelindo sebagai operator pelabuhan.

“Dengan kondisi sekarang jumlah kapal yang masuk mencapai ribuan, dengan adanya jarak antar bentang yang dibangun akan mempersempit jalur keluar masuk kapal, sehingga antrian kapal akan menjadi semakin panjang,” ujarnya.

Farid Padang

Dia mengusulkan agar lokasi titik jembatan dipindah Agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas di Teluk Balikpapan. atau bila memungkinkan dibuat terowongan bawah laut guna mendukung IKN.  

“Lokasi jembatan tol Balikpapan Penajam dipindahkan ke lokasi yang ada di sekitar kawasan Balikpapan Barat sehingga hilir jembatan di kawasan Kabupaten Penajam Paser Utara dapat menyatu di dengan lokasi pembangunan jembatan Pulau Balang,” katanya.

Pada kesempatan sama, Bupati PPU Abdul Gofur Mas’ud tetap berharap jembatan tol dibangun. Selain sudah mendapatkan persetujuan dari Gubernur Kaltim  juga dari Kementerian  Perhubungan.

Dia juga menilai ketinggian 50 meter tidak mengganggu arus lalu lintas pelayaran yang ada.

“Jembatan itu rencananya dibangun dengan ketinggian 50 meter, sedang kapal yang melintas ketinggiannya hanya 38 meter, jadi tidak masalah,” ucapnya.

Dia berpendapat keberdaan jembatan tol Balikpapan Penajam dapat menjadi konektivitas bagi kedua wilayah sehingga dapat meningkatkan perekonomian bagi kedua daerah.

Disamping itu, masyarakat  sering dihadapkan dengan kondisi yang sangat sulit ketika akan menuju Balikpapan dan sekitarnya, terlebih ketika dalam keadaan daruat atau sakit  harus menempuh perjalanan lama.

 “ Selama ini berapa banyak pasien baik dari PPU maupun Paser bahkan 60-70 persen meninggal dunia di perjalanan karena lambatnya fasilitas penyeberangan yang ada antara kedua wilayah ini. Jembatan Tol Teluk Balikpapan-PPU memang adalah solusi satu-satunya,” tukasnya.

Comments

comments

Tinggalkan BalasanBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Exit mobile version