Pemeriksaan Lanjutan Balita Stunting di Balikpapan, Perkuat Kolaborasi Cegah Generasi Kerdil
BALIKPAPAN,Inibalikpapan.com – Upaya menekan angka stunting di Kota Balikpapan terus digencarkan. Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan melalui Tim Kerja Gizi Kesjaor Bidang Kesehatan Masyarakat, bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kalimantan Timur.
Serta Tim Puskesmas Pengampu, melaksanakan pemeriksaan lanjutan bagi balita stunting. Kegiatan ini berlangsung pada pekan terakhir September dan menjadi salah satu rangkaian program strategis daerah dalam menekan prevalensi stunting, Sabtu (27/9/2025).
Tahap awal pemeriksaan menyasar 42 balita dari Kelurahan Graha Indah dan Kariangau. Mereka mendapatkan pemeriksaan langsung oleh dua dokter spesialis anak, dr. Medina Permatawati, M.Sc, Sp.A dan dr. Steven Mattarungan, Sp.A. Pemeriksaan meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, penilaian tumbuh kembang, hingga konsultasi menyeluruh dengan tenaga medis.
Jadi Garda Terdepan
Selain aspek medis, kegiatan ini juga berfokus pada pendampingan keluarga. Orang tua balita diberi pemahaman mengenai pola makan yang benar sesuai usia anak, pentingnya pemberian protein hewani, pencegahan penyakit infeksi, hingga dampak jangka panjang stunting terhadap perkembangan otak dan kualitas hidup anak di masa depan. Dengan edukasi ini, diharapkan keluarga mampu menjadi garda terdepan dalam mencegah stunting.
Kegiatan ditutup dengan Focus Group Discussion (FGD) antara Dinas Kesehatan, IDAI Kaltim, dan Puskesmas Pengampu. Forum tersebut menjadi ruang evaluasi hasil pemeriksaan sekaligus membahas rencana tindak lanjut, seperti pemantauan berkala, pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita, hingga rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan bila diperlukan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan Alwiati menegaskan, bahwa stunting tidak hanya soal tinggi badan anak, tetapi juga menyangkut kualitas sumber daya manusia di masa mendatang.
“Kami ingin memastikan setiap anak di Balikpapan mendapat kesempatan tumbuh optimal. Periode emas 1.000 hari pertama kehidupan tidak boleh terlewat. Jika gagal, dampaknya akan dirasakan sepanjang hidup,” tegasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023, angka stunting di Kalimantan Timur berada di kisaran 23 persen. Sementara Balikpapan terus berupaya menekan angka tersebut agar berada di bawah 14 persen sesuai target nasional pada 2024.
Makan Bergizi Tambahan
Sejumlah program seperti pendampingan keluarga berisiko, pemberian makanan tambahan bergizi, dan penguatan posyandu terus digalakkan.
Pihak IDAI Kaltim juga menekankan pentingnya peran lintas sektor. Menurut perwakilan IDAI, penanganan stunting tidak bisa hanya mengandalkan tenaga medis. Melainkan harus melibatkan pemerintah daerah, kader posyandu, hingga dukungan masyarakat.
“Kunci keberhasilan pencegahan stunting ada pada kolaborasi. Ketika orang tua, tenaga kesehatan, dan pemerintah berjalan seiring, maka hasilnya akan nyata,” ujar salah satu dokter yang terlibat.
Melalui kegiatan ini, Dinas Kesehatan Balikpapan berharap terbangun kesadaran kolektif bahwa mencegah stunting adalah tanggung jawab bersama. Anak-anak yang sehat dan cerdas merupakan investasi jangka panjang yang akan menentukan daya saing bangsa di masa depan. Seperti pepatah bijak,
“Cinta terbesar orang tua adalah memastikan anak-anaknya tumbuh sehat, kuat, dan bahagia.” tukasnya.***
BACA JUGA
